Minggu, 22 Juli 2018

Hukum Orang Musafir Bermakmum Pada Orang Mukim




Hukum musafir (orang dalam bepergian) bermakmum pada orang mukim (orang yang menetap di daerah itu) adalah boleh.

Seperti bila ada orang musafir shalat duhur dan berimam kepada orang yang mukim (shalatnya sempurna empat rakaat), maka makmum (musafir) tersebut boleh niat menjamak shalat duhur dengan asar, dengan syarat shalat duhurnya tidak boleh di qashar (tetap empat rakaat seperti shalatnya imam), dan setelah salam, makmum bisa melanjutkan shalat asar dengan diqashar (dua rakaat).

Imam Nawawi dalam kitabnya menegaskan :

قال الشافعي والاصحاب رحمهم الله شرط القصر أن لا يقتدي بمتم فمن اقتدى بمتم في لحظة من صلاته لزمه الاتمام سواء كان المتم مقيما أو مسافرا نوى الاتمام أو ترك نية القصر
Imam Syafi'i dan sahabat-sahabatnya rahimakumullah berkata : Syarat qashar adalah tidak bermakmum kepada orang yang shalat sempurna, maka barang siapa yang shalat qashar bermakmum kepada orang yang shalat sempurna, meskipun sebentar maka wajib baginya menyempurnakan shalatnya, baik itu orang yang diikuti tadi seorang yang mukim (tidak bepergian) maupun orang musafir (orang dalam bepergian), maka wajib baginya niat menyempurnakan shalat atau meninggalkan niat qasharnya. (Kitab Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab,Juz IV, halaman 356)

Dalam hadits disebutkan :

عَنْ مُوسَى بْنِ سَلَمَةَ قَالَ كُنَّا مَعَ ابْنِ عَبَّاسٍ بِمَكَّةَ فَقُلْتُ إِنَّا إِذَا كُنَّا مَعَكُمْ صَلَّيْنَا أَرْبَعاً وَإِذَا رَجَعْنَا إِلَى رِحَالِنَا صَلَّيْنَا رَكْعَتَيْنِ قَالَ تِلْكَ سُنَّةُ أَبِى الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Musa bin salamah ia berkata : Kami pernah bersama Ibnu Abbas di Mekah. Maka aku (Musa) katakan : Sesungguhnya kami (para musafir) jika shalat di belakang kalian (yang mukim) tetap melaksanakan shalat empat rakaat (tanpa qashar). Namun ketika kami kembali ke perjalanan kami, kami melaksanakan shalat dua rakaat (dengan diqashar). Ibnu Abbas mengomentari : Itulah sunnah Abul Qashim (Rasulullah) saw. (H. R. Ahmad  no. 1890, Al-Mu'Jam Al-Kabir Lil Thabrani no. 12724)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ فُرِضَتْ صَلَاةُ الْحَضَرِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعًا وَصَلَاةُ السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ وَصَلَاةُ الْخَوْفِ رَكْعَةً
Dari Ibnu Abbas ia berkata : Shalat empat rakaat diwajibkan bagi orang yang mukim melalui lisan Nabimu saw. Adapun shalat shafar (bepergian) adalah dua rakaat dan shalat khauf dilaksanakan satu rakaat. (H. R. Nasa'i no. 1440)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar