Minggu, 12 Februari 2017

Yang menyebabkan mandi sunnah



1. Mandi hari Jum'at, disunnahkan bagi orang yang bermaksud akan mengerjakan shalat Jum'at, agar baunya yang busuk tidak mengganggu orang di sekitar tempat duduknya

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَقُولُ إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْتِىَ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ
Dari Abdullah ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu hendak pergi shalat Jum'at, hendaklah ia mandi. (H. R. Muslim no. 1988, Baihaqi no. 1470)

2. Mandi hari raya

عَنِ الْفَاكِهِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ
Dari Fakih bin Sa'di, bahwasanya Rasulullah saw mandi pada hari Jum'at, hari Arafah, hari raya fitri, dan hari raya haji. (H. R. Ahmad no. 17175, Thabrani no. 15222)

3. Mandi orang gila apabila ia sembuh dari gilanya, karena ada sangkaan (kemungkinan) ia keluar mani

4. Mandi tatkala hendak ihram haji atau umrah

عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّهُ رَأَى النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  تَجَرَّدَ لِإِهْلاَلِهِ وَاغْتَسَلَ
Dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit dari ayahnya bahwasanya ia melihat Nabi saw membuka pakaian beliau ketika hendak ihram, dan beliau mandi. (H. R. Tirmidzi no. 839, Baihaqi no. 9210)

5. Mandi sehabis memandikan mayat

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ مَنْ غَسَّلَ الْمَيِّتَ فَلْيَغْتَسِلْ وَمَنْ حَمَلَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ
Dari Abu Hurairah Bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Barang siapa memandikan mayat, hendaklah ia mandi, dan barang siapa membawa mayat, hendaklah ia berwudhu. (H. R. Abu Daud no. 3163, Ahmad no. 10118)

6. Mandi seorang kafir setelah masuk Islam

عَنْ قَيْسِ بْنِ عَاصِمٍ أَنَّهُ أَسْلَمَ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَغْتَسِلَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ
Dari Qais bin Ashim, ketika ia masuk Islam, Nabi saw menyuruhnya mandi dengan air dan dicampu dengan daun bidara. (H. R. Nasa'i no. 188, Ahmad no. 21153)


Perintah hadits di atas menjadi sunnah hukumnya, bukan wajib karena ada karinah (tanda) yang menunjukkan bukan wajib, yaitu beberapa orang sahabat katika masuk Islam tidak disuruh mandi oleh Nabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar