Rabu, 14 Agustus 2019

Adab Atau Etika Berdoa




1. Diawali dengan mambaca basmalah

وَفِي رِوَايَةٍ كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ  لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِْ أَقْطَعُ
Dalam riwayat yang lain, setiap perkara yang baik bila tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, maka terputus (dari rahmat Allah). (Imam Nawawi - Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Juz I, halaman 73)

2. Memuji kepada Allah

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ أَمْرٍ ذِى بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِحَمْدِ اللهِ فَهُوَ أَقْطَعُ
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda : Setiap perkara yang baik bila tidak dimulai dengan memuji kepada Allah, maka terputus (dari rahmat Allah) (H. R. Ibnu Hibban no. 173, Ibnu Majah no. 1969, Baihaqi no. 5978 dan lainnya)

3. Membaca shalawat

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَ يَصْعَدُ مِنْهُ شَىْءٌ حَتَّى تُصَلِّىَ عَلىٰ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Umar bin khaththab, ia berkata : Sesungguhnya doa itu tertahan (mengambang) antara langit dan bumi, tidak dapat naik sedikitpun sampai dibacakan shalawat kepada nabimu saw. (H. R. Tirmidzi no. 488)

عن فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ سَمِعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً يَدْعُو فِى صَلاَتِهِ لَمْ يُمَجِّدِ اللهُ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِلَ هَذَا. ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ  إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ رَبِّهِ جَلَّ وَعَزَّ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّى عَلَى النَّبِىِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَدْعُو بَعْدُ بِمَا شَاءَ
Dari Fadhalah bin Ubaid sahabat Rasulullah saw berkata : Rasulullah saw mendengar seorang laki-laki berdoa pada (rangkaian) shalatnya, tanpa memuliakan Allah ta'ala (dengan memuji-Nya) dan tanpa mengucapkan shalawat kepada Nabi saw,  maka Rasulullah bersabda : orang ini maunya segera. Kemudian ia memanggilnya. Belaiu bersabda kepadanya atau (perawi hadits ragu-ragu) kepada yang lain : Apabila salah seorang dari kamu telah selesai shalat, hendaklah ia mulai pula memuliakan dan memuji Tuhannya kemudian mengucapkan shalawat kepada Nabi saw, barulah ia berdoa sesudahnya sesuka hatinya. (H. R.Abu Daud no. 1483, Tirmidzi no. 3815 dan lainnya)

4. Menghadap kiblat

5. Mengangkat tangan dan mengusapkan ke wajah ketika selesai doa

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ فِى الدُّعَاءِ لَمْ يَحُطَّهُمَا حَتّٰى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ.
Dari Umar bin khattab ra beliau berkata, manakala Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya ketika berdoa, beliau tidak menurunkan keduanya sebelum mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. (H. R. Tirmidzi no. 3714)

6. Dengan keyakinan yang sungguh-sungguh doa akan dikabulkan

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Berdoalah kamu kepada Allah, dan kamu harus yakin akan dikabulkan. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai, tidak konsentrasi (H. R. Tirmidzi no. 3816)

7. Tidak memakan makanan yang haram

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى:  يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً، وَقاَلَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ، ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ.
Dari Abu Hurairah ra dia berkata : Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (H. R.  Muslim no. 2393 ).

8. Diakhiri dengan doa sapu jagat disertai shalawat

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّاِر                     

Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta jauhkanlah kami dari siksa neraka.

وَصَلىَّ اللهُ عَلىٰ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلىٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ. .. اَلْفَاتِحَهْ
Semoga rahmat ta’dhim Allah selalu dilimpah-kan kepada junjungan kita Nabi Muhammad dan kepada keluarganya serta para sahabatnya dan semoga Allah memberi keselamatan,  dan segala puji bagi allah Tuhan semesta alam. Al- Faatihah

9. Mengetahui waktu-waktu yang mustajabah, di antaranya adalah:

a. Sepertiga malam terakhir

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَضٰى شَطْرُ اللَّيْلِ أَوْ ثُلُثَاهُ يَنْزِلُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالٰى إِلٰى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ هَلْ مِنْ سَائِلٍ يُعْطٰى هَلْ مِنْ دَاعٍ يُسْتَجَابُ لَهُ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ يُغْفَرُ لَهُ حَتّٰىيَنْفَجِرَ الصُّبْحُ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Jika pertengahan malam atau sepertiga malam telah berlalu, Allah Tabaraka wa Ta'ala (rahmat-Nya) turun ke langit dunia dan berfirman : Adakah orang yang meminta hingga diberi, adakah orang yang berdo'a hingga dikabulkan, dan adakah orang yang memohon ampun hingga dosanya diampuni. Demikian itu terjadi hingga waktu Shubuh datang. (H. R. Muslim no.1810)

b. Antara adzan dan iqamah

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
Dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah saw bersabda : Tidak akan tertolak doa antara adzan dan iqamah. (H.R. Abu Daud no. 521, Baihaqi no. 2013 dan lainnya)

c. Setelah shalat fardhu di masjid

d. Di waktu sujud terutama dalam shalat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda : Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa. (H.R. Muslim No. 1111, Abu Daud no. 875)

e. Hari Jum'at

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ وَقَالَ بِيَدِهِ قُلْنَا يُقَلِّلُهَا يُزَهِّدُهَا
Dari Abu Hurairah ra dia berkata, Abu Qasim saw pernah bersabda : Pada hari Jum'at terdapat waktu, yang tidaklah seorang hamba muslim shalat dan meminta kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan mengabulkannya. Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Kami berkata : Yaitu beliau menyempitkannya. (H. R. Bukhari no. 6400)

f. Hari Arofah di padang Arofah
g. Hari-hari di bulan Ramadhan
h.  Waktu duduknya khotib di antara dua khutbah Jum'at

عَنْ أَبِى بُرْدَةَ بْنِ أَبِى مُوسَى الْأَشْعَرِىِّ قَالَ قَالَ لِى عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ هِىَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ
Dari Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy'ari ia berkata, Abdullah bin Umar bertanya padaku : Apakah kamu pernah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw perihal satu waktu (yang mustajab) pada hari Jum'at? Abu Burdah berkata, Saya menjawab : Ya, aku mendengarnya, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Waktunya ialah antara imam duduk (di mimbar) hingga selesai shalat Jum'at. (H. R. Muslim no. 2012, Abu Daud no. 1051)

10. Di tempat-tempat yang mustajabah, di antaranya :

a. Di padang arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah
b. Di Multazam
c. Di Hijir Ismail
d. Di maqam Ibrahim
e. Dan di Area masjidil haram lainnya
f. Di Raudhah masjid Nabawi

11. Dalam keadaan tertentu

a. Saat berpuasa, saat di dzalimi

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ يَرْفَعُهَا اللهُ دُوْنَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُوْلُ بِعِزَّتِى لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِيْنٍ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda :  Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat, dan dibukanya pintu-pintu langit dan Allah berfirman : Demi kemulyaan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu sekalipun beberapa waktu lagi. (H. R. Ibnu Majah no. 1824, Ahmad no. 9994)

b. Saat bepergian (musafir)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Tiga doa mustajabah yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang didzalimi, doa orang yang sedang bepergian (musafir) dan doa orang tua pada anaknya. (H. R. Tirmidzi no. 2029, Ahmad no. 7721 dan lainnya).

c. Saat berperang, saat shalat dan saat hujan turun

وَرَوَى الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهِ فِي " اْلأُمِّ " بِإِسْنَادِهِ حَدِيْثًا مُرْسَلًا  عَنِ الَّنبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : " اُطْلُبُوا اسْتِجابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ اْلتِقَاءِ الْجُيُوْشِ وَإِقَامَةِ الصّلَاةِ وَنُزُوْلِ الْغَيْثِ وَقَدْ حُفِظَتُ عَنْ غَيْرِ وَاحِدٍ طَلَبَ الْإِجَابَةَ عِنْدَ نُزُوْلِ الْغَيْثِ وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ
Imam Syafi'i meriwayatkan sebuah hadits mursal di dalam kitab Al-Umm, dari Nabi saw bersabda : Tuntutlah doa yanbg mustahab ketika tentara sedang berhadapan (di medan perang), sedang menjalankan shalat, dan ketika hujan turun. (Kitab Al-Adzkar Imam Nawawi, halaman 165)

d. Saat berdoa dipimpin imam

عَنْ حَبِيْبِ بْنِ مَسْلَمَةِ الْفِهْرِي  سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لَا يَجْتَمِعُ مَلَأُ فَيَدْعُوْا بَعْضُهُمْ وَ يُؤَمِّنُ الْبَعْضُ إِلَّا أَجَابَهُمُ اللهُ. المستدرك على الصحيحين للحاكم
Dari Habib bin Maslamah Al-Fihri, saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Tidaklah berkumpul sekelompok orang, kemudian sebagian mereka berdoa dan sebagian yang lain membaca amin, kecuali Allah swt pasti akan mengabulkannya  (Al-Mustadrak 'ala Al-shahihain lil Hakim no. 5478)

Dan masih banyak lagi adab (etika) berdoa sebagai upaya untuk diterimannya doa kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar