Jumat, 22 Juni 2018

Husnudzan atau Berprasangka Baik




Kita diperintahkan berhusnudzan atau berprasangka baik kepada Allah, orang lain dan diri sendiri.

Husnudzan  kepada Allah dapat dilakukan  dengan dua  sikap  yaitu :

1. Bersyukur  atas  semua  nikmat  yang  telah  diberikan  Allah.
2. Bersabar  atas  semua  cobaan  dan  ujian dari  Allah. 

Dalam hadits disebutkan bahwa prasangka Allah tergantung prasangka kita kepada-Nya :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللهُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda :  Allah berfirman : Aku berada pada prasangkaan hamba-Ku kepada-Ku. (H. R.Bukhari no. 7505)

Dalam riwayat Ahmad ada tambahan :

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى فَلْيَظُنَّ بِى مَا شَاءَ
Allah berfirman : Aku berada pada prasangkaan hamba-Ku kepada-Ku, maka berprasangkalah kepada-Ku sekehendaknya. (H. R. Ahmad  no. 16439)

Husnudzan  kepada orang lain dapat  dilakukan dengan sikap  sebagai  berikut :

1. Mudah  memaafkan  kesalahan  orang  lain.
2. Melihat  seseorang  dari  sisi baiknya.
3. Mengingat-ingat  kebaikan  yang  pernah  dilakukan  oleh  seseorang.
4. Bertutur kata dan berperilaku lemah lembut kepada orang lain

Dalam hadits kita telah diingatkan jangan sampai berprasangka buruk pada orang lain :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلَا تَحَسَّسُوْا وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw beliau bersabda : Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.( H. R. Bukhari no. 6064)

Husnudzan  kepada diri  sendiri  dapat  dilakukan dengan sikap  sebagai  berikut :  Percaya  diri,  Optimis  menghadapi  hidup,  tidak  mudah  putus  asa. 

Dalam Al-Qur'an disebutkan :

وَلاَ تَيْأَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللهِ إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِنْ رَّوْحِ اللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُوْنَ
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Q.S. 12 Yusuf 87)

Seseorang  yang  membiasakan  diri  berprasangka  baik  (husnudzan)  akan  memperoleh manfaat  dan hikmah  sebagai  berikut  :

1. Hidup  menjadi  tenang dan  penuh  optimis.
2. Yakin bahwa terdapat hikmah di  balik  segala  cobaan
3. Membentuk pribadi yang  tangguh
4. Menjadikan  seseorang kreatif
5. Menyebabkan seseorang tidak  mudah  putus  asa
6.Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama. 

Sayyid Abdullah bin Alawi bin Muhammad Al-Haddad dalam kitabnya menegaskan :

(وَعَلَيْكَ) بِحُسْنِ الظَّنِّ بِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَاحْذَرْ أَنْ تُسِئَ الظَّنَّ بِهِمْ، وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ خَصْلَتَانِ لَيْسَ فَوْقَهُمَا شَيْءٌ مِنَ الْخَيْرِ : حُسْنُ الظَّنِّ بِاللهِ، وحُسْنُ الظَّنِّ بِعِبَادِ اللهِ، وخَصْلَتَانِ لَيْسَ فَوْقَهُمَا شَيْءٌ مِنَ الشَّرِّ : سُوْءُ الظَّنِّ بِاللهِ، وَسُوْءُ الظَّنِّ بِعِبَادِ اللهِ
Dan kamupun harus selalu berprasangka baik kepada semua orang Islam, jauhilah berburuk sangka kepada mereka. Nabi saw bersabda : Dua perkara yang tidak ada suatu kebaikan pun yang melampauinya yaitu, berprasangka baik kepada Allah dan berprasangka baik kepada hamba-hamba-Nya. Dan dua perkara yang tidak ada suatu kejelekan pun yang melampauinya yaitu, berprasangka buruk kepada Allah dan berprasangka buruk kepada hamba-hamba-Nya. (Kitab Risalatul Mu'awanah, halaman 149)

BACA JUGA :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar