Jumat, 01 April 2016

Ghibah, mengumpat, menggunjing (menyebut kejelekan orang)





Di dalam Al-Qur'an di sebutkan :

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Q.S. 49 Al Hujuraat 12)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلَا تَحَسَّسُوْا وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw beliau bersabda: Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu (mencari-bari kesalahan orang lain), saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (H. R. Bukhari no. 6064)

وَأَخْرَجَ اْلبَيْهَقْيُّ وَالطَّبَرَانْيُّ وَأَبُوْ الشَّيْخُ وَابْنُ أَبِي الدُّنْيَا عَنْ جَابِرِ وَأَبِيْ سَعِيْدٍ قَالَا : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاكُمْ وَاْلغِيْبَةَ فَإِنَّ اْلغِيْبَةَ أَشّدُّ مِنَ الزِّنَا قِيْلَ لَهُ وَكَيْفَ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ قَدْ يَزْنِى وَيَتُوْبُ فَيَتُوْبُ اللهُ عَلَيْهِ وَإِنَّ صَاحِبَ اْلغِيْبَةَ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ
Diriwayatkan Baihaqi, Thabrani, Abu Syaikh dan Ibnu Abi Dunya dari Jabir dan Abi Sa'id, keduanya berkata, Rasulullah saw bersabda : Berhati-hatikah kamu, jangan sampai menyebut kejelekan orang lain. Sebab sesungguhnya menyebut kejelekan orang lain lebih sulit diampuni dosanya dari pada zina. Ada orang bertanya kepada beliau : Mengapa demikian? Beliau menjawab : Sesungguhnya seorang lelaki terkadang berzina, lantas dia bertaubat dan Allah menerima taubatnya. dan sesungguhnya orang yang menyebut kejelekan orang lain tidak akan diampuni dosanya sehingga orang yang disebut kejelekannya mengampuni pada orang yang menyebarkan kejelekan itu. (Kitab Irsyadul Ibad Ila Sabilir Rosyad, Syaikh Zainuddin Al-Malibari, halaman 143)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ. قَالُوْا اَللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيْلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Apakah kamu tahu apakah arti ghibah (mengumpat) itu? Para sahabat menjawab : Allah dan Rasulnya lebih mengetahui. Beliau bersabda : Mengumpat adalah kamu menyebut sesuatu yang tidak disenangi oleh saudaramu. Ada yang bertanya : Bagaimana pendapat paduka jika betul apa yang saya katakan itu terdapat pada saudaraku? Beliau bersabda : Jika betul apa yang kamu katakan itu terdapat padanya maka kamu mengumpatnya. Bila apa yang kamu katakan itu tidak terdapat padanya maka kamu berbuat kebohongan padanya. (H. R. Muslim no. 6758 dan Ibnu Hibban no. 12)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَارْتَفَعَتْ رِيْحُ جِيْفَةٍ مُنْتِنَةٍ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُوْنَ مَا هَذِهِ الرِّيْحُ هَذِهِ رِيْحُ الَّذِيْنَ يَغْتَابُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata : Kami pernah bersama Nabi saw lantas ada bau busuk yang melambung ke angkasa . Lalu Nabi saw bersabda : Tahukah kamu bau busuk apakah ini? Ini adalah bau busuk orang-orang yang ghibah (mengumpat) orang-orang mukmin. (H. R. Ahmad no. 15164)

BACA JUGA :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar