Sabtu, 20 Januari 2018

Berbohong (Berdusta) yang Diperbolehkan



Tidak semua berbohong (berdusta) itu dilarang, ada beberapa kebohongan yang diperbolehkan bahkan dianjurkan, dalam hadits disebutkan :

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَنَّ أُمَّهُ أُمَّ كُلْثُوْمٍ بِنْتَ عُقْبَةَ بْنِ أَبِى مُعَيْطٍ وَكَانَتْ مِنَ الْمُهَاجِرَاتِ اْلأُوَلِ اللاَّتِى بَايَعْنَ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُوْلُ لَيْسَ الْكَذَّابُ الَّذِى يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ وَيَقُوْلُ خَيْرًا وَيَنْمِى خَيْرًا. قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَلَمْ أَسْمَعْ يُرَخَّصُ فِى شَىْءٍ مِمَّا يَقُوْلُ النَّاسُ كَذِبٌ إِلاَّ فِى ثَلاَثٍ الْحَرْبُ وَاْلإِصْلاَحُ بَيْنَ النَّاسِ وَحَدِيْثُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ وَحَدِيْثُ الْمَرْأَةِ زَوْجَهَا
Dari Abdur Rahman bin Auf bahwa Ibunya Ummu Kultsum bin Uqbah bin Abu Mu'aith dan ia termasuk perempuan yang turut hijrah dalam kelompok pertama yang berbai'at kepada Nabi saw bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: Bukanlah termasuk pembohong orang yang mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, orang yang berkata demi kebaikan, dan orang yang membangkitkan (mengingatkan) kebaikan. lbnu Syihab berkata : Saya tidak pernah mendengar diperbolehkannya bohong yang diucapkan oleh manusia kecuali dalam tiga hal, yaitu : Bohong dalam peperangan, bohong untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, dan bohong suami terhadap istri atau istri terhadap suami (untuk meraih kebahagiaan atau menghindari keburukan). (H. R. Muslim no. 6799)
عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيْدَ أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَقُوْلُ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا مَا يَحْمِلُكُمْ عَلَى أَنْ تَتَابَعُوْا فِى الْكَذِبِ كَمَا يَتَتَابَعُ الْفَرَاشُ فِى النَّارِ كُلُّ الْكَذِبِ يُكْتَبُ عَلَى ابْنِ آدَمَ إِلَّا ثَلاَثَ خِصَالٍ رَجُلٌ كَذَبَ عَلَى امْرَأَتِهِ لِيُرْضِيَهَا أَوْ رَجُلٌ كَذَبَ فِى خَدِيْعَةِ حَرْبٍ أَوْ رَجُلٌ كَذَبَ بَيْنَ امْرَأَيْنِ مُسْلِمَيْنِ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمَا
Dari Asma' binti Yazid bahwa dia telah mendengar Rasulullah saw berkhutbah, kemudian beliau bersabda : Wahai sekalian manusia, apa yang mendorong kalian ikut-ikutan berbohong sebagaimana anai-anai berebut ke api, setiap perbuatan bohong akan dicatat atas anak adam kecuali tiga hal, yaitu seorang suami yang berbohong kepada isterinya supaya isterinya ridla (senang), atau seseorang yang berbohong dalam rangka strategi perang dan seseorang yang berbohong di antara kedua belah pihak dari kaum muslimin untuk mendamaikan keduanya. (H. R. Ahmad no. 28337)
Termasuk dalam kondisi atau situasi tertentu, seperti orang akan dibunuh bila tidak mau diajak ke kafiran, maka ia terpaksa berbohong pada mulutnya sedangkan hatinya tetap dalam keadaan Islam. Dalam Al-Qur'an disebutkan :
مَنْ كَفَرَ بِاللهِ مِنْ بَعْدِ إِيْمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِاْلإِيْمَانِ وَلَـكِنْ مَّنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. (Q.S. 16 An-Nahl 106)

BACA JUGA :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar