Kamis, 26 Oktober 2017

Sujud Sahwi



Sujud sahwi adalah sujud karena lupa, kalimat sahwi itu sendiri dalam bahasa arab berarti melupakan sesuatu. Dan dinamakan sujud sahwi karena sujud tersebut disunnahkan bagi kita ketika kita lupa melakukan sunnah-sunnah ab’ad atau sebab-sebab sujud sahwi yang lainnya.

Sebab-sebab mengerjakan sujud sahwi

Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dalam kitabnya mengatakan :

(فَصْلٌ) أَسْبَابُ سُجُوْدِ السَّهْوِ أَرْبَعَةٌ :اَلْأَوَّلُ تَرْكُ بَعْضٍ مِنْ أَبْعَاضِ الصَّلَاةِ أَوْ بَعْضِ الْبَعْضِ، اَلثَّانِي فِعْلُ مَايُبْطِلُ عَمْدُهُ وَلَايُبْطِلُ سَهْوُهُ إِذَا فَعَلَهُ نَاسِيًا، اَلثَّالِثُ نَقْلُ رُكْنٍ قَوْلِيٍّ إِلَى غَيْرِ مَحَلِّهِ، اَلرَّابِعُ إِيْقَاعُ رُكْنٍ فِعْلِيٍّ مَعَ احْتِمَالِ الزِّيَادَةِ
Sebab-sebab sujud sahwi ada empat : (1). Meninggalkan sunnah ab'ad atau sebagian dari sunnah ab'ad. (2). Melakukan sesuatu, yang jika sengaja dapat membatalkan shalat, akan tetapi tidak membatalkan jika dalam keadaan lupa. (3). Melakukan rukun qauli (bacaan) bukan pada tempatnya. (4). Menambah rukun fi'li (perbuatan) yang disertai adanya keraguan. (Kitab Safinatun Najah, halaman 15)

Di bawah ini kami ketengahkan beberapa hadits Nabi saw berkenaan dengan sujud sahwi :

1. Tidak melakukan tasyahud awal atau doa qunut

عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ بُحَيْنَةَ قَالَ صَلَّى لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ مِنْ بَعْضِ الصَّلَوَاتِ ثُمَّ قَامَ فَلَمْ يَجْلِسْ فَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ وَنَظَرْنَا تَسْلِيْمَهُ كَبَّرَ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ التَّسْلِيْمِ ثُمَّ سَلَّمَ
Dari Abdullah bin Buhainah dia berkata : Pada suatu ketika Rasulullah saw mengimami kami shalat. Setelah dua rakaat, beliau langsung berdiri tanpa duduk (tasyahud awal), dan jamaah makmum turut pula berdiri mengikuti beliau. Tatkala shalat telah selesai, dan kami sedang menunggu-menunggu beliau mengucapkan salam, ternyata beliau bertakbir, lalu bersujud dua kali ketika duduk sebelum salam, setelah itu barulah beliau mengucapkan salam. (H. R. Muslim no. 1297, Abu Daud no. 1036)

Imam Nawawi dalam kitabnya mengatakan :

والثانى أن يترك القنوت ساهيا فيسجد للسهو لانه سنة مقصودة في محلها فتعلق السجود بتركها كالتشهد الاول
Yang kedua, seseorang meningalkan qunut dalam keadaan lupa, maka hendaknya ia sujud sahwi, karena qunut merupakan sunnat maqshudah pada tempatnya, karena itu dihubungkan sujud dengan sebab meninggalkannya sama seperti tasyahud awal. (Kitab Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Juz IV, halaman 125)

2. Menambah (kelebihan) rakaat, rukuk atau sujud karena lupa

عَنْ عَبْدِ اللهِ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الظُّهْرَ خَمْسًا فَلَمَّا سَلَّمَ قِيْلَ لَهُ أَزِيْدَ فِى الصَّلاَةِ قَالَ  وَمَا ذَاكَ. قَالُوْا صَلَّيْتَ خَمْسًا. فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ
Dari Abdullah, bahwa Nabi saw (suatu ketika) shalat Zhuhur lima rakaat. Ketika beliau ucapkan salam, ditanyakan kepada beliau : Apakah rakaat shalat bertambah? Beliau menjawab: Mengapa demikian?  Mereka menjawab : Anda shalat lima rakaat.  Lalu Nabi bersujud dua kali. (H. R. Muslim no. 1309)

3. Mengurangi (kurang) rakaat karena lupa

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصَرَفَ مِنِ اثْنَتَيْنِ فَقَالَ لَهُ ذُو الْيَدَيْنِ أَقُصِرَتِ الصَّلاَةُ أَمْ نَسِيْتَ يَا رَسُولَ اللهِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصَدَقَ ذُو الْيَدَيْنِ. فَقَالَ النَّاسُ نَعَمْ. فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى اثْنَتَيْنِ أُخْرَيَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ فَسَجَدَ مِثْلَ سُجُوْدِهِ أَوْ أَطْوَلَ ثُمَّ رَفَعَ
Dari Abu Hurairah ra, ketika Rasulullah saw menyelesaikan shalatnya yang baru dua rakaat, Dzul Yadain berkata kepada Beliau : Apakah shalat diqashar atau anda lupa, wahai Rasulullah? Maka Rasulullah saw berkata : Apakah benar yang dikatakan Dzul Yadain? Orang-orang menjawab : Benar. Maka Rasulullah sawq bediri dan mengerjakan shalat dua rakaat yang kurang tadi kemudian memberi salam. Kemudian Beliau bertakbir lalu sujud seperti sujudnya (yang biasa) atau lebih lama lagi kemudian mengangkat kepalanya. (H. R. Bukhari no. 1228)

3. Karena syak (ragu) tentang jumlah rakaat yang telah dikerjakan

عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلاَتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيْمًا لِلشَّيْطَانِ
Dari Abu Sa'id Al-Khudri dia berkata, Rasulullah saw bersabda : Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, dan tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, tiga ataukah empat rakaat maka buanglah keraguan, dan ambilah yang pasti (yaitu yang sedikit). Kemudian sujudlah dua kali sebelum memberi salam. Jika ternyata dia shalat lima rakaat, maka sujudnya telah menggenapkan shalatnya. Dan jika, ternyata shalatnya memang empat rakaat maka kedua sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan. (H. R. Muslim no. 1300)

Cara mengerjakan sujud sahwi

Cara mengerjakan sujud sahwi adalah dengan mengerjakan dua kali sujud dan duduk diantara dua sujud, ketentuannya sama dengan sujud pada shalat.  dan sujud ini dilakukan setelah membaca tahiyyat akhir sesaat sebelum salam

Sedangkan pada saat sujud membaca tasbih berikut ini tiga kali

سُبْحَانَ مَنْ لاَيَنَامُ وَلاَ يَسْهُوْ
SUBHAANA MAN LAA YANAAMU WALAA YASHUU 

(Maha suci Allah, dzat yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa).
Baca juga : Sujud Tilawah, Sujud Syukur 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar