Kamis, 04 Mei 2017

Menyambut bulan Ramadhan




Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh mayoritas umat Islam, karena di bulan itu banyak keistemewaan dan keberkahannya. Untuk menyambut bulan Ramadhan maka perlu persiapan-persiapan, di antaranya adalah :

1. Mempertebal keimanan

Tidak sedikit umat Islam dengan kedatangan bulan Ramadhan ini bersedih hati, risau, karena sebagian aktifitasnya terganggu. Oleh karena itu perlu mempertebal dan memupuk keimanannya. Karena yang dipanggil untuk mengerjakan puasa ini hanyalah orang yang beriman kepada Allah, sebagai mana disebutkan dalam Al-Qur'an :

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَآ كُتِبَ عَلٰى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S. 2 Al Baqarah 183)


2. Menambah pengetahuan tentang ilmu puasa

Supaya puasanya sah, maka perlu mengetahui ilmu tentang puasa, syarat, rukun, yang membatalkan dan sunnah-sunnah puasa. Dan tidak sedikit di antara umat Islam yang puasanya hanya mendapat lapar dan dahaga saja meskipun puasanya sah, artinya tidak mendapat pahala puasa.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya menukilkan hadits :

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلاَّ اْلجُوْعُ وَاْلعَطَسُ أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهُ مِنْ حَدِيْثٍ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
Nabi saw bersabda : Banyak sekali orang-orang yang berpuasa namun dia tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga. Hadits dikeluarkan An-Nasa'i dan Ibnu Majah dari hadits Abu Hurairah (Kitab Ihya Ulumuddin, Juz I, halaman 456)

عَنْ أَنَسْ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ خَمْسُ يُفْطِرْنَ الصَّائِمِ اَلْكَذِبُ وَاْلغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَاْليَمِيْنُ الْكاَذِبَةُ وَالنَّظَرُ بِشَهْوَةٍ
Dari Anas, dari Rasulullah saw bahwasanya beliau bersabda : Lima perkara yang membatalkan (pahala) orang yang puasa, yaitu :  Bohong, ghibah, adu domba, bersumpah palsu, memandang penuh syahwat. (Kitab Ihya Ulumuddin, Juz I, halaman 234)

3. Menjaga kesehatan dan stamina fisik.

Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat pada bulan Ramadhan sangat penting. Mengingat kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik dan penuh semangat. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya sangat terganggu dan tidak semangat. Oleh karena itu perlu penambahan vitamin atau obat tertentu serta makanan-makanan yang banyak mengandung gizi supaya badan tetap sehat dan selalu segar

4. Persiapan finansial atau materi

Kemudian yang harus diperhatikan dalam menyambut bulan Ramadhan adalah persiapan finansial atau materi. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. Tapi finansial/materi yang diperuntukkan untuk menopang ibadah sedekah dan infak yang sangat dianjurkan dalam bulan itu.

Dalam hadits disebutkan :

عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَىُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيْمِ رَمَضَانَ. قِيْلَ فَأَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
Dari Anas ia berkata, Nabi saw pernah ditanya : Puasa apa yang lebin utama setelah puasa Ramadhan? Maka beliau menjawab : Sya'ban untuk mengagungkan Ramadhan. Ditanya kembalai : Kapankah sedekah yang lebih utama? beliau menjawab :  Sedekah pada bulan Ramadhan. (H. R. Tirmidzi no. 665, Baihaqi no. 8780)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar