Senin, 20 Februari 2017

Hukum membaca basmalah di pertengahan surat At-Taubah (Baraa-ah)



Membaca basmalah di awal surat At-Taubah (Baraa-ah) itu dilarang, sedangkan membaca basmalah di pertengahannya, hukumnya diperbolehkan.

Syaikh Muhammad Ali Dawud mengatakan dalam kitabnya :

وَاِذَا اَرَادَ اْلقَارِئُ اَنْ يَقْرَأَ سُوْرَةَ التَّوْبَةِ فَإِذَا بَدَأَ مِنَ اَوَّلِهَا لَا يَصِحُّ اَنْ يَبْدَأَ بِالْبَسْمَلَةِ لِأَنَّ بِدَايَتَهَا تُشِيْرُ اِلَى غَضَبِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ وَلَا يَسْتَوِى الْغَضَبُ وَالرَّحْمَةُ الَّتِيْ فِى الْبَسَمَلَةِ. اَمَّا اِذَا كَانَ الْبَدَءُ فِى اْلقِرَاءَةِ مِنْ غَيْرِ اَوَّلِ التَّوْبَةِ فَتَجُوْزُ اْلبَسْمَلَةُ بَعْدَ الْاِسْتِعَاذَةِ

Dan apabila seorang qari (pembaca Al-Qur'an) hendak membaca surat At-Taubah (Baraa-ah), jika ia memulai dari awalnya, maka ia tidak boleh membaca basmalah karena permulaannya itu menunjukkan kemurkaan Allah Yang Maha Mulia dan Yang Maha Agung terhadap orang-orang musyrik, dan kemurkaan tidak sesuai bila dipadukan dengan kasih sayang yang terdapat dalam basmalah. Adapun jika ia memulai bacaannya bukan dari awal surat At-Taubah (Baraa-ah), maka boleh hukumnya membaca basmalah setelah membaca isti'adzah (A'udzu billaahiminasy syaithaanir rajiim). (Kitaab Ulumul Qur'an Wal Hadits, halaman 118)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar