Fitnah bisa
berarti ujian, cobaan, syirik, sesat dan masih banyak arti lainnya menurut
Al-Qur'an, dan lebih umum fitnah mempunyai arti : Perkataan bohong atau tanpa
berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti
menodai nama baik, merugikan kehormatan orang), oleh karena itu kita harus
menjauhi bahayanya fitnah
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
Dan
fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, (Q.S. 2 Al Baqarah 191)
Menurut Al-Hasan, Ad-Dahhak : Artinya, musyrik itu bahayanya lebih
besar dari pada pembunuhan. (Kitab tafsir Ibnu Katsir Juz. 1, halaman. 219)
وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ
Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya)
daripada membunuh. (Q.S. 2 Al Baqarah 217)
Yakni sebelum
itu merekah telah memfitnah orang muslim dalam agamanya agar mereka
mengembalikannya kepada kekufuran sesudah ia beriman. Perbuatan tersebut jauh
lebih besar dosanya menurut Allah dari pada pembunuhan. (Kitab tafsir Ibnu Katsir Juz. 1,halaman. 245)
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ
خَرَجَ عَلَيْنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ فَرَجَوْنَا
أَنْ يُحَدِّثَنَا حَدِيْثًا حَسَنًا قَالَ فَبَادَرَنَا إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ
يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدِّثْنَا عَنِ الْقِتَالِ فِي الْفِتْنَةِ وَاللهُ
يَقُوْلُ : وَقَاتِلُوْهُمْ حَتَّى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ. فَقَالَ هَلْ
تَدْرِي مَا الْفِتْنَةُ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ إِنَّمَا كَانَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَاتِلُ الْمُشْرِكِيْنَ وَكَانَ الدُّخُوْلُ فِي دِيْنِهِمْ
فِتْنَةً وَلَيْسَ كَقِتَالِكُمْ عَلَى الْمُلْكِ
Dari Sa'id
bin Jubair mengatakan, Abdullah bin Umar menemui kami, kami sangat berharap
agar ia menceritakan kepada kami sebuah pembicaraan yang baik. Tiba-tiba ada
seorang laki-laki yang mendahului kami menemuinya dan berujar; ya Abu
Abdurrahman, ceritakanlah kepada kami sebuah cerita tentang peperangan dalam
fitnah yang telah Allah firmankan: 'Dan perangilah mereka hingga tak ada lagi
fitnah di muka bumi (Q.S. 2 Al Baqarah 193). Maka Abdullah bin Umar bertanya;
Apakah kamu tahu apa fitnah itu, duhai malangnya ibumu kehilangan dirimu,
Dahulu Muhammad saw memerangi orang-orang musyrik dan siapa saja yang memasuki
agama mereka (pindah agama) itulah yang dimaksud fitnah, dan fitnah maksudnya
bukanlah peperangan kalian terhadap para raja (penguasa). (H. R. Bukhari no.
7095)
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ
وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ الْأُوْلَى يَعْنِي مَقْتَلَ عُثْمَانَ فَلَمْ تُبْقِ مِنْ
أَصْحَابِ بَدْرٍ أَحَدًا ثُمَّ وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ الثَّانِيَةُ يَعْنِي
الْحَرَّةَ فَلَمْ تُبْقِ مِنْ أَصْحَابِ الْحُدَيْبِيَةِ أَحَدًا ثُمَّ وَقَعَتِ
الثَّالِثَةُ فَلَمْ تَرْتَفِعْ وَلِلنَّاسِ طَبَاخٌ
Dari Sa'id
bin Al-Musayyab, Fitnah pertama kali muncul, yaitu terbunuhnya Utsman, maka
tidak ada seorang pun dari ahli badr yang tersisa. Kemudian muncul fitnah
kedua, yaitu peristiwa harrah (zaman Yazid bin Mu'awiyah), tidak ada seorangpun
dari sahabat ahli Hudaibiyyah yang tersisa. Kemudian terjadi fitnah ketiga, dan
fitnah itu tidak berkesudahan sehingga manusia (para sahabat) tidak lagi
memiliki kekuatan. (H. R. Bukhari no. 4024)
Fitnah dapat
dihilangkangkan dengan perbuatan baik, seperti : shalat, puasa, sedekah, amar
ma'ruf dan nahi munkar.
عَنِ الْأَعْمَشِ قَالَ حَدَّثَنِيْ
شَقِيْقٌ قَالَ سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ قَالَ كُنَّا جُلُوْسًا عِنْدَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ فَقَالَ أَيُّكُمْ يَحْفَظُ قَوْلَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي الْفِتْنَةِ قُلْتُ أَنَا كَمَا قَالَهُ قَالَ إِنَّكَ عَلَيْهِ
أَوْ عَلَيْهَا لَجَرِيْءٌ قُلْتُ فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ
وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ
وَالْأَمْرُ وَالنَّهْيُ
Dari Al-A'masy
berkata, telah menceritakan kepadaku Syaqiq berkata, Aku pernah mendengar
Hudzaifah berkata, Kami pernah bermajelis bersama Umar, lalu ia berkata, Siapa
di antara kalian yang masih ingat sabda Rasulullah saw tentang masalah fitnah?
Aku lalu menjawab, Aku masih ingat seperti yang beliau sabdakan! Umar bertanya,
Kamu dengar dari beliau atau kamu mendengar perkataan itu dari orang lain? Aku
menjawab, Yaitu fitnah seseorang dalam keluarganya, harta, anak dan
tetangganya. Dan fitnah itu akan terhapus oleh amalan shalat, puasa, sedekah,
amar ma'ruf dan nahi munkar. (H. R. Bukhari no. 525)
Oleh karena itu
kita harus selalu minta perlindungan kepada Allah dari fitnah
عَنْ عُرْوَةَ أَنَّ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَسْتَعِيْذُ فِي صَلَاتِهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Dari Urwah,
bahwasanya Aisyah rah mengatakan; Aku mendengar Rasulullah saw selalu meminta
perlindungan dari fitnah dajjal dalam shalatnya. (H. R. Bukhari no. 7129)
فَقَالُواْ عَلٰى اللهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ
Lalu mereka berkata: "Kepada
Allah-lah kami bertawakal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran
fitnah bagi kaum yang dzalim. (Q.S. 10 Yunus 85)
رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan
kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami.
Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. 60
Al Mumtahanah 5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar