Sabtu, 31 Oktober 2015

MEMPEROLEH ILMU TANPA GURU



Mungkinkah ilmu tanpa guru? Ternyata ada. Bahkan ilmu yang paling penting di jagad dunia akherat itu diperoleh tanpa perantaraan guru. Dalam bahasa pesantren disebut ilmu laduni. Tentu saja tidak mudah memperoleh ilmu ini. Namun siapapun bisa mendapatkannya.
Salah satu ilmu yang diperoleh tanpa guru adalah ilmu taqwa, ia yang mampu mengubah seseorang meskipun tanpa guru tetapi langsung dari Allah swt.

Ada dua ayat dalam Al-Qur’an yang membuktikan bahwa taqwa akan mendatangkan ilmu dalam hati manusia.

يِا أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُواْ إَن تَتَّقُواْ اللهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَاناً وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Q.S. 8 Al Anfaal 29)

Furqaan di sini menurut sumber yang tercantum dalam kitab "Marooqi Al- 'Ubudiyah" (Karangan Syekh Nawawi Al-Bantani) diartikan dengan pemahaman ilmu yang terhujam di dalam hati bukan di dalam pikiran. Ilmu ini didapat langsung dari sumbernya yaitu Allah tanpa melalui perantaraan seorang guru.

وَاتَّقُواْ اللهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللهُ وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarimu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. 2 Al Baqarah 282)

Pada ayat pertama, orang yang bertaqwa akan dianugerahi furqaan, semacam pengetahuan yang hadir dalam hati sedangkan pada ayat kedua lebih tegas Allah menyebutkan ilmu pengetahuan dengan ungkapan “yu’allimu” atau mengajari. Jadi orang yang bertaqwa hidupnya akan diajari langsung oleh Allah swt tanpa perantaraan guru. Sebab taqwa itu tidak ada gurunya sedangkan ilmu lain ada gurunya. Sebab taqwa itu adanya di hati makanya ungkapan Rasul tentang taqwa adalah :  “Mintalah fatwa kepada hatimu”

Untuk mendapatkan ilmu yang terhujam di dalam hati tanpa melalui perantaraan guru ini memerlukan syarat yaitu taqwa, seperti yang tercantum dalam ayat di atas. Namun taqwa yang bagaimana yang mesti dilakukan oleh kita sehingga mampu mendapatkan ilmu langsung dari Allah swt. Apakah taqwa yang diartikan seperti meninggalkan larangan dan mengerjakan perintahnya. Atau taqwa yang bagaimana. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat disimak petunjuk Imam Malik ra dalam kitab Marooqi Al 'Ubudiyah :

مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ وَرَثَهُ اللهُ عِلْمَ مَالَمْ يَعْلَمْ.
Barang siapa yang mempraktekkan ilmu yang telah diperolehnya, niscaya Allah akan mewarisi ilmu pengetahuan yang sama sekali belum pernah diketahuinya.

      Petunjuk imam Malik tersebut cukup jelas memberi pedoman ringkas bagaimana cara mendapatkan janji Allah bahwa orang yang bertaqwa akan diberi ilmu pengetahuan. Dan cara untuk mendapatkan tingkat tersebut cukup sederhana yaitu dengan mengamalkan saja ilmu yang sudah diperoleh dari guru dimana kita belajar meskipun sedikit namun ilmu itu dikerjakan secara istiqamah (terus-menerus) dengan sabar tanpa henti. Pada akhirnya dengan sendirinya akan sampai ke sana. 

Jadi ternyata ilmu taqwa, sabar, tawakkal dan segala macam ilmu hati tidak bisa diajarkan oleh seorang guru. Guru-guru yang ada hanya sebagai pemberi informasi dan kita lah yang menentukannya. Hanya kepada Allah jua lah semua ilmu dikembalikan, dan hanya Dia yang bisa memberikan ilmu yang hakiki.

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar