Sabtu, 25 Juli 2015

tawassul menurut pendiri wahabi


           Keterangan di bawah ini adalah tawassul menurut pendiri wahabi yaitu Syekh muhammad bin Abdul Wahab

Demikian juga diterangkan dalam kitab Mafahim Yajib An Tushahhah halaman 149, bahwa  Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri faham Wahhabi) memperbolehkan bertawassul dengan menghukumi makruh, Perbuatan mahruh itu jelas bukan haram, apalagi untuk dikatakan bid’ah atau syirik (menyekutukan Allah). Sehingga dalam halaman 150, Syekh Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani mencantumkan pendapat Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab tentang berlepas dirinya dari orang-orang yang mengkafirkan orang yang bertawassul, yaitu :

وَقَدْ جَاءَ عن الشَّيْخِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ فِي رِسَالَتِهِ الْمُوَجَّهَةِ لِأَهْلِ الْقُصَيْمِ الاسْتِنْكَارَ الشَّدِيدَ عَلَى مَنْ نَسَبَ إِلَيْهِ تَكْفِيرَ الْمُتَوَسِّلِ بِالصَّالِحِينَ وَقَالَ إِنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ سُحَيْمٍ افْتَرَى عَلَيَّ أُمُورًا لَمْ أَقُلْهَا وَلَمْ يَأْتِ أَكْثَرُهَا عَلَى بَالِي فَمِنْهَا أَنِّي أَكْفُرُ مَنْ تَوَسَّلَ بِالصَّالِحِينَ وَأَنِّي أَكْفُرُ الْبُوصِيرِيَّ لِقَوْلِهِ يَا أَكْرَمَ الْخَلْقِ وَأَنِّي أَحْرُقُ دَلَائِلَ الْخَيْرَاتِ.
 وَجَوَابِي عَنْ هذِهِ الْمَسَائِلَ أَنْ أَقُولَ سُبْحَانَكَ هذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ وَجَاءَ أَيْضًا تَأْيِيدُ قَوْلِهِ هذَا فِي رِسَالَةٍ أُخْرَى لَهُ بَعَثَهَا إِلَى أَهْلِ الْمَعْجَمَةِ يَقُولُ فِيهَا إِذَا تَبَيَّنَ هذَا فَالْمَسَائِلُ الَّتِي شَنَعَ بِهَا مِنْهَا مَا هُوَ مِنَ الْبُهْتَانِ الظَّاهِرِ وَهُوَ قَوْلُهُ أ أَنِّي أَكْفُرُ مَنْ تَوَسَّلَ بِالصَّالِحِينَ وَأَنِّي أَكْفُرُ الْبُوصِيرِيَّ إِلَى آخِرِ مَا قَالَ ثُمَّ قَالَ وَجَوَابِي فِيهَا أَنْ أَقُولَ سُبْحَانَكَ هذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ
            “Dalam risalah yang ditunjukkan kepada mereka yang suka memecah-belah, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab sangat mengingkari orang yang menuduh mengkafirkan orang-orang yang bertawassul (kepada Allah) dengan kemuliaan orang-orang shaleh. Ia pernah mengatakan : Sulaiman bin Sahim sungguh telah berdusta kepadaku dan menuduhku dengan macam-macam yang sebetulnya tidak aku lakukan, bahwa tidak pernah terbetik dalam hati. Di antara tuduhannya bahwa aku mengkafirkan orang-orang yang bertawassul, mengkafirkan Al-Bushiri (Pengarang syair Qashidah Burdah) yang mengatakan : Wahai makhluk yang paling mulia. Dan bahwa aku telah membakar kitab Dalail Al-Khairat (cara-cara mendapatkan kebaikan).

            Dan jawaban atas semua itu, aku hanya berkata : Maha Suci Engkau ya Allah, ini adalah dusta yang sangat besar. Dan untuk menguatkan pernyataan itu, pada kesempatan lain, beliau (Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab) membuat tulisan yang ditujukan kepada peserta suatu perkumpulan : Jika hal itu telah jelas, maka masalah-masalah yang sangat jelek itu ada yang betul-betul dusta, seperti tuduhan bahwa aku mengkafirkan orang yang bertawassul kepada Allah swt, dengan perantaraan/kemuliaan orang-orang shaleh, bahwa aku mengkafirkan Al-Bushiri, dan lain-lain. Untuk itu semua, aku menjawab : Maha Suci Engkau ya Allah, ini adalah dusta yang sangat besar. (Tentang bantahan Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab itu, dapat dilihat pada risalah pertama dan kesebelas dari risalah-risalah yang ditulis beliau pada bagian lima halaman 12 dan 64).

            Lalu bagaimana dengan keadaan sekarang, banyak pengikut Syekh Ibnu Taimiyah dan Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri faham Wahhabi) mengatakan bahwa perbuatan tawassul itu bid’ah, haram dan yang melakukan adalah kafir, musyrik, dan perkataan-perkataan lainnya. Padahal kita tahu sendiri pendapat para imam mereka yang memperbolehkannya. Jadi bagi kita yang biasa bertawassul tentunya tidak usah malu apalagi takut untuk melakukannya, karena itu semua ada dalil dan hujah yang dapat dipercaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar