Kamis, 08 April 2021

Jangan Mencaci-maki Jokowi

 


Maaf judul di atas itu terlalu pendek, sebenarnya judul yang ingin kami buat  adalah jangan mencaci-maki, mencari-cari isu (kesalahan/kejelekan), meng-ghibah pak Joko Widodo, Habib Rizieq Sihab, pak Susilo Bambang Yudoyo (SBY), pak Yusuf Kala (JK), Ibu Mega Wati, KH. Aqiel Sirodj, Pak Machfud MD, dan para pejabat serta ulama lainnya secara khusus dan siapa saja secara umum.

Kenapa, karena dalam Al-Qur'an disebutkan :

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Q.S. 49 Al Hujuraat 12)

Dalam hadits disebuthan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلَا تَحَسَّسُوْا وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا

Dari Abu Hurairah dari Nabi saw beliau bersabda: Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu (mencari-cari kesalahan orang lain), saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (H. R. Bukhari no. 6064)

وَأَخْرَجَ اْلبَيْهَقْيُّ وَالطَّبَرَانْيُّ وَأَبُوْ الشَّيْخُ وَابْنُ أَبِي الدُّنْيَا عَنْ جَابِرِ وَأَبِيْ سَعِيْدٍ قَالَا : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاكُمْ وَاْلغِيْبَةَ فَإِنَّ اْلغِيْبَةَ أَشّدُّ مِنَ الزِّنَا قِيْلَ لَهُ وَكَيْفَ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ قَدْ يَزْنِى وَيَتُوْبُ فَيَتُوْبُ اللهُ عَلَيْهِ وَإِنَّ صَاحِبَ اْلغِيْبَةَ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ

Diriwayatkan Baihaqi, Thabrani, Abu Syaikh dan Ibnu Abi Dunya dari Jabir dan Abi Sa'id, keduanya berkata, Rasulullah saw bersabda : Berhati-hatikah kamu, jangan sampai menyebut kejelekan orang lain. Sebab sesungguhnya menyebut kejelekan orang lain lebih sulit diampuni dosanya dari pada zina. Ada orang bertanya kepada beliau : Mengapa demikian? Beliau menjawab : Sesungguhnya seorang lelaki terkadang berzina, lantas dia bertaubat dan Allah menerima taubatnya. dan sesungguhnya orang yang menyebut kejelekan orang lain tidak akan diampuni dosanya sehingga orang yang disebut kejelekannya mengampuni pada orang yang menyebarkan kejelekan itu. (Kitab Irsyadul Ibad Ila Sabilir Rosyad, Syaikh Zainuddin Al-Malibari, halaman 143)

Maaf-maaf, apa orang yang  mencaci-maki, mencari-cari isu (kesalahan/kejelekan), meng-ghibah beliau-beliau yang kami sebutkan di atas pernah bertemu dengan beliaunya, tentunya sangat sulit kita menemuinya, berarti kita juga kesulitan untuk meminta maaf kepada beliau-beliau itu. Dengan tidak ada kehalalan atau pemaafan dari beliau-beliau itu maka kita akan menyesal seumur hidup, sebab nanti di akhirat kita tetap dimintai pertanggungan jawab, dan kita digolongkan oleh Rasulullah saw sebagai orang yang bangkrut atau pailit. Dalam hadits disebutkan :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْا الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw pernah bertanya kepada para sahabat : Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut atau pailit itu? Para sahabat menjawab : Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan. Maka beliau bersabda : Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka. (H. R. Muslim no. 6744, Tirmidzi no. 2603 dan lainnya)

Lebih menakutkan lagi kalau kita dianggap orang yang tidak beriman, karena sebagai orang mukmin, tentu sangat tidak layak berbicara kasar, mencela dan melaknat kepada siapapun, kapanpun dan di mana pun, baik di dunia nyata maupun dunia maya, dalam hadits disebutkan :

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيْسَ بِاللَّعَّانِ وَلاَ الطَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِىءِ

Dari Abdullah ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya orang mukmin itu orang yang tidak suka melaknat, mencela, berkata keji atau jorok, dan kotor. (H. R. Ahmad no. 4027)

Hal ini tidak saja bagi orang yang membuat berita, tapi orang yang ikut menyebarkan berita juga dihukumi sama, oleh karena itu berhati-hatilah dalam menerima dan menyampaikan berita yang kita peroleh, sekiranya berita itu tidak baik apalagi terdapat kebohongan lebih baik kita hentikan di HP kita saja, jangan sampai kita bagikan kepada lainnya, apalagi saat membagikan itu disertai rasa bangga. naudzu billah min dzalik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar