Selasa, 10 November 2020

Dosa Ghibah Lebih Berat dari Dosa Zina

 


Imam Ghazali dalam kitabnya menulis sebuah hadits :

 عَنْ جَابِرٍ وَأَبِيْ سَعِيْدٍ قَالَا: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  إِيَّاكُمْ وَالْغِيْبَةْ فَإِنَّ اْلغِيْبَةَ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا، فَإِنَّ الرَّجُلَ يَزْنِيَ وَيَتُوْبُ فَيَتُوْبُ اللهُ سُبْحَانَهُ عَلَيْهِ وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيْبَةِ لَا يَغْفِرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ

Dari Jabir dan Abu Said, keduanya berkata, Rasulullah saw bersabda : Janganlah kamu mengerjakan ghibah (mengumpat), karena sesungguhnya ghibah itu (dosanya) lebih berat dari pada zina. Sesungghnya seseorang terkadang melalukan zina lalu bertaubat, maka Allah menerima taubatnya. Tetapi orang yang melakukan ghibah. Allah tidak akan mengampuninya sebelum orang yang diumpatnya memaafkannya. (H. R. Abu Syaikh dan Abi Dunya). (Kitab Ihya' Ulumuddin, Juz II, halaman 337)

Ghibah adalah membicarakan seseorang, lalu orang itu tidak menyukai pembicaraan itu, dalam hadits disebutkan :

 عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ. قَالُوْا اَللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيْلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Apakah kamu tahu apakah arti ghibah (mengumpat) itu? Para sahabat menjawab : Allah dan Rasulnya lebih mengetahui. Beliau bersabda : Mengumpat adalah kamu menyebut sesuatu yang tidak disenangi oleh saudaramu. Ada yang bertanya : Bagaimana pendapat paduka jika betul apa yang saya katakan itu terdapat pada saudaraku? Beliau bersabda : Jika betul apa yang kamu katakan itu terdapat padanya maka kamu mengumpatnya. Bila apa yang kamu katakan itu tidak terdapat padanya maka kamu berbuat kebohongan padanya. (H. R. Muslim no. 6758 dan Ibnu Hibban no. 12)

Dosa itu ada dua jenis, yaitu dosa yang berkaitan dengan hak Allah dan dosa yang berkaitan dengan hak anak Adam.

Dosa yang berkaitan dengan hak Allah dapat ditebus dengan cara memohon ampun dan bertaubat kepada Allah. Sedangkan dosa yang berkaitan dengan anak Adam  ialah dengan cara meminta maaf kepada orang yang disakitinya sebelum memohon ampun dan bertaubat kepada Allah. Dengan demikian, berarti dosa yang berkaitan dengan hak anak Adam lebih berat dari pada dosa yang berkaitan dengan hak Allah, karena orang yang bersangkutan diharuskan meminta maaf terlebih dahulu kepada orang yang disakitinya. Allah tidak akan mengampuninya sebelum orang yang dianiaya olehnya memaafkan perbuatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar