Selasa, 04 September 2018

Boleh Memberi Salam Kepada Wanita Tua


عَنْ سَهْلٍ قَالَ كُنَّا نَفْرَحُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ . قُلْتُ وَلِمَ قَالَ كَانَتْ لَنَا عَجُوْزٌ تُرْسِلُ إِلَى بُضَاعَةَ - قَالَ ابْنُ مَسْلَمَةَ نَخْلٍ بِالْمَدِيْنَةِ - فَتَأْخُذُ مِنْ أُصُوْلِ السِّلْقِ فَتَطْرَحُهُ فِى قِدْرٍ، وَتُكَرْكِرُ حَبَّاتٍ مِنْ شَعِيْرٍ، فَإِذَا صَلَّيْنَا الْجُمُعَةَ انْصَرَفْنَا وَنُسَلِّمُ عَلَيْهَا فَتُقَدِّمُهُ إِلَيْنَا، فَنَفْرَحُ مِنْ أَجْلِهِ، وَمَا كُنَّا نَقِيْلُ وَلاَ نَتَغَدَّى إِلاَّ بَعْدَ الْجُمُعَةِ
Dari Sahl, ia berkata : Kami sangat gembira bila tiba hari Jum’at. Saya bertanya kepada Sahl : Mengapa demikian? Jawabnya : Ada seorang nenek tua yang pergi ke budha’ah - Ibnu Maslamah berkata : sebuah kebun di Madinah- untuk mengambil ubi dan memasaknya di sebuah periuk dan juga membuat adonan dari biji gandum.  Apabila kami selesai shalat Jum’at, kami pergi dan mengucapkan salam padanya, lalu dia akan menyuguhkan (makanan tersebut) untuk kami. Itulah sebabnya kami sangat gembira. Tidaklah kami tidur siang dan makan siang kecuali setelah (shalat) Jum’at. (H. R. Bukhari no. 6248)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar