Sabtu, 25 Agustus 2018

Hukum Memberi dan Menjawab Salam Kepada Lawan Jenis



عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيْلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ  اللهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Kewajiban seorang muslim kepada saudara muslimnya ada enam perkara, Ditanyakan : Apa saja enam perkara itu ya Rasulallah. Beliau bersabda :  Bila kau bertemu dengannya, ucapkanlah salam kepadanya. Apabila ia mengundangmu, penuhilah undangannya. Bila ia meminta nasihat, berilah nasihat untuknya. Bila ia bersin kemudian membaca hamdalah, doakanlah ia. Bila ia sakit, jenguklah. Dan bila ia meninggal dunia, ikutlah mengantar jenazahnya ke pekuburannya. (H.R. Muslim no. 5778).

Hukum salam ini berlaku untuk semua orang Islam, baik sesama laki-laki maupun sesama perempuan, dan berlaku juga antara laki-laki dan perempuan, berdasarkan keumuman dalil (hadits) di atas yang menganjurkan penyebaran salam.

Hanya saja jika yang mengucapkan atau yang akan diucapkan kepadanya tidak ada kaitan mahram dengannya, maka disyaratkan adanya aman dari fitnah. Jika aman dari fitnah, boleh bagi seorang perempuan mengucapkan salam kepada laki-laki yang bukan mahramnya itu, bahkan sunnah, misalnya laki-laki itu sudah tua atau perempuan yang sudah tua. Hal ini ditunjukkan beberapa hadits di bawah ini :

عَنْ أَمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ تَقُوْلُ ذَهَبْتُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ فَوَجَدْتُهُ يَغْتَسِلُ، وَفَاطِمَةُ ابْنَتُهُ تَسْتُرُهُ، فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، فَقَالَ مَنْ هَذِهِ . فَقُلْتُ أَنَا أُمُّ هَانِئٍ بِنْتُ أَبِى طَالِبٍ. فَقَالَ مَرْحَبًا بِأُمِّ هَانِئٍ
Dari Umi Hani' binti Abi Thalib ia berkata : Aku pernah datang menemui Rasulullah saw saat Fathu Makkah, aku mendapatinya sedang mandi sedangkan Fatimah, putri beliau menutupinya (dengan kain). Lalu aku mengucapkan salam kepada beliau. Beliau bertanya : Siapa di situ? Aku menjawab : Ummu Hani’ anak perempuan Abu Thalib. Beliau menyahut : Selamat datang, wahai Ummu Hani’. (H.R. Bukhari no. 6158 dan Muslim no. 1702).

عَنْ سَهْلٍ قَالَ كُنَّا نَفْرَحُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ . قُلْتُ وَلِمَ قَالَ كَانَتْ لَنَا عَجُوْزٌ تُرْسِلُ إِلَى بُضَاعَةَ - قَالَ ابْنُ مَسْلَمَةَ نَخْلٍ بِالْمَدِيْنَةِ - فَتَأْخُذُ مِنْ أُصُوْلِ السِّلْقِ فَتَطْرَحُهُ فِى قِدْرٍ، وَتُكَرْكِرُ حَبَّاتٍ مِنْ شَعِيْرٍ، فَإِذَا صَلَّيْنَا الْجُمُعَةَ انْصَرَفْنَا وَنُسَلِّمُ عَلَيْهَا فَتُقَدِّمُهُ إِلَيْنَا، فَنَفْرَحُ مِنْ أَجْلِهِ، وَمَا كُنَّا نَقِيْلُ وَلاَ نَتَغَدَّى إِلاَّ بَعْدَ الْجُمُعَةِ
Dari Sahl, ia berkata : Kami sangat gembira bila tiba hari Jum’at. Saya bertanya kepada Sahl : Mengapa demikian? Jawabnya : Ada seorang nenek tua yang pergi ke budha’ah - Ibnu Maslamah berkata : sebuah kebun di Madinah- untuk mengambil ubi dan memasaknya di sebuah periuk dan juga membuat adonan dari biji gandum.  Apabila kami selesai shalat Jum’at, kami pergi dan mengucapkan salam padanya, lalu dia akan menyuguhkan (makanan tersebut) untuk kami. Itulah sebabnya kami sangat gembira. Tidaklah kami tidur siang dan makan siang kecuali setelah (shalat) Jum’at. (H. R. Bukhari no. 6248)

عَنْ أَسْمَاءٍ بِنْتِ يَزِيْدِ مَرَّ عَلَيْنَا النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا.
Dari Asma’ binti Yazid Al-Anshariyyah berkata : Nabi saw pernah melewati kami -para wanita- dan beliau mengucapkan salam kepada kami.  (H. R.Abu Daud no. 5206, Ibnu Majah no. 3832 dan lainnya)

عَنْ جَرِيْرٍ قَالَ مَرَّ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِنَّ
Dari Jarir, ia berkata : Nabi saw melewati para wanita lalu beliau memberi salam kepada mereka. (H. R. Ahmad no. 19733, Abi Ya'la no. 7506 danlainnya)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ، هَذَا جِبْرِيْلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلاَمَ. فَقَالَتْ وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. تَرَى مَا لاَ أَرَى. تُرِيْدُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Aisyah rah bahwa Nabi saw bersabda kepadanya : Wahai Aisyah, Tadi Jibril mengirimkan salam kepadamu. Aku (Aisyah) menjawab : Dan baginya salam, rahmat serta berkah Allah. Engkau (Rasulullah) dapat melihat apa yang tak dapat kami lihat. (H. R. Bukhari no. 3617, Muslim no. 6457)


عَنْ كُرَيْبٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ وَالْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَزْهَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ أَرْسَلُوْهُ إِلَى عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا فَقَالُوْا اِقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنَّا جَمِيْعًا وَسَلْهَا عَنِ الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ صَلاَةِ الْعَصْرِ ......
Dari Kuraib (maula Ibnu Abbas bercerita) bahwa Abdullah bin Abbas, Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman bin Azhar pernah mengutusnya kepada Aisyah rah, mereka mengatakan : Sampaikan salam kami semua kepadanya dan tanyakan padanya tentang shalat dua rakaat setelah Ashar…(H. R. Bukhari no. 1233, Muslim no. 1970)

Akan tetapi apabila dengan mengucapkan salam itu menimbulkan fitnah, seperti mengundang syahwat pria dan sebagainya, maka salam tersebut tidak disunnahkan lagi bagi seorang wanita, bahkan bisa menjadi haram hukumnya. Seperti jika diucapkan kepada seorang yang masih muda. Haram memulai atau menjawab salam itu.

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar