Senin, 26 Maret 2018

Mengucapkan Insya Allah




Insya Allah artinya jika Allah menghendaki. Kita diperintahkan untuk mengucapkan kalimat ini ketika berniat kuat akan melakukan suatu aktifitas. Karena semua yang terjadi di dunia ini terjadi atas kehendak Allah. Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk lemah yang tak memiliki daya ini menyandarkan seluruh perbuatan kepada kehendak Allah.

Kata insya Allah kerap diucapkan untuk janji yang potensial dilanggar, komitmen yang tidak teguh, atau harapan yang tidak pasti. Meski lebih sering kita jumpai, bukan berarti semua itu tepat. Orang menyebutnya salah kaprah alias kekeliruan yang sudah menjadi kebiasaan. Ucapan insya Allah ini diperintahkan dalam Al-Qur'an, yaitu :

وَلاَ تَقُوْلَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًا (  ) إِلاَّ أَنْ يَشَاءَ اللهُ وَاذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسَى أَن يَهْدِيَنِ رَبِّيْ لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".(Q.S. 18 Al Kahfi 23-24)

Syaikh Ibnu Katsir menegaskan dalam kitabnya :

هذا إرشاد من الله لرسوله الله صلوات الله وسلامه عليه، إلى الأدب فيما إذا عزم على شيء ليفعله في المستقبل، أن يرد ذلك إلى مشيئة الله، عز وجل، علام الغيوب، الذي يعلم ما كان وما يكون، وما لم يكن لو كان كيف كان يكون
Ini adalah petunjuk dari Allah kepada Rasul-Nya tentanf etika bila hendak mengerjakan sesuatu yang telah ditekadkannya di masa mendatang, hendaklah ia mengembalikan hal tersebut kepada kehendak Allah Azza wa Jalla, yang mengetahui yang gaib,yang mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dan mengetahui apa yang yang tidak akan terjadi, seandainya terjadi bagaimana akibatnya. (Kitab Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, Juz III, halaman 75)

Dalam hadits disebutkan :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ لأُطِيْفَنَّ اللَّيْلَةَ عَلَى سَبْعِيْنَ امْرَأَةً تَلِدُ كُلُّ امْرَأَةٍ مِنْهُنَّ غُلاَمًا يُقَاتِلُ فِى سَبِيْلِ اللهِ فَقِيْلَ لَهُ قُلْ إِنْ شَاءَ اللهُ فَلَمْ يَقُلْ. فَأَطَافَ بِهِنَّ فَلَمْ تَلِدْ مِنْهُنَّ إِلاَّ امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ نِصْفَ إِنْسَانٍ. قَالَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللهُ لَمْ يَحْنَثْ وَكَانَ دَرَكًا لِحَاجَتِهِ
Dari Abu Hurairah dia berkata, Sulaiman bin Daud pernah berkata, Sungguh aku akan menggilir tujuh puluh isteriku dalam semalam, yang nantinya masing-masing mereka akan melahirkan anak yang akan berjuang di jalan Allah, maka dikatakan kepadanya : Ucapkanlah Insya Allah. Namun dia tidak mengucapannya, dan dia tetap menggilir mereka semua. Ternyata tidak ada seorang pun dari mereka yang melahirkan kecuali satu orang yang melahirkan anak yang cacat (setengah manusia). Abu Hurairah melanjutkan, Maka Rasulullah saw  bersabda : Seandainya dia mengucapkan Insya Allah, maka dia tidak akan melanggar sumpahnya dan akan mendapatkan apa yang dihajatkannya. (H. R. Muslim no. 4378)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ سُلَيْمَانُ لأَطُوْفَنَّ اللَّيْلَةَ عَلَى تِسْعِيْنَ امْرَأَةً ، كُلُّهُنَّ تَأْتِى بِفَارِسٍ يُجَاهِدُ فِى سَبِيْلِ اللهِ. فَقَالَ لَهُ صَاحِبُهُ إِنْ شَاءَ اللهُ . فَلَمْ يَقُلْ إِنْ شَاءَ اللهُ. فَطَافَ عَلَيْهِنَّ جَمِيْعًا ، فَلَمْ تَحْمِلْ مِنْهُنَّ إِلاَّ امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ ، جَاءَتْ بِشِقِّ رَجُلٍ ، وَايْمُ الَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللهُ. لَجَاهَدُوا فِى سَبِيلِ اللهِ فُرْسَانًا أَجْمَعُونَ
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda : Sulaiman bin dawud pernah mengatakan : Sungguh malam ini aku akan menggilir Sembilan puluh Sembilan isteriku, yang kesemuanya akan melahirkan laki-laki penunggang kuda yang berjihad fi sabilillah. Salah satu kawannya berujar : ucapkan insya Allah. Namun Sulaiman tidak juga mengucapkannya. Akhirnya Sulaiman menggilir mereka semua namun tak satupun pun hamil selain satu isterinya yang melahirkan setengah manusia, demi Dzat yang jiwaku berada kekuasaan-Nya, kalaulah ia mengucapkan insya Allah, niscaya kesemuanya menjadi prajurit yang berjihad fii sabilillah. (H. R. Bukhari no. 6639, Muslim no. 4379)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar