Jumat, 18 Agustus 2017

Amalan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah



Sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah disunnahkan memperbanyak amal shaleh, hal ini sesuai hadits :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ الْعَشْرِ. فَقَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللهِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Tidak ada hari di mana amal shaleh di dalamnya sangat dicintai oleh Allah  melebihi 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Para sahabat lantas bertanya : Apakah amal itu dapat membandingi pahala jihad fi sabilillah? Maka Rasulullah saw bersabda : Bahkan amal pada 10 hari Dzulhijjah lebih baik dari pada jihad fi sabilillah kecuali jihadnya seorang lelaki yang mengorbankan dirinya, hartanya, dan dia kembali tanpa membawa semua itu (juga nyawanya) sehingga ia mati sahid. Tentu yang demikian itu (mati sahid) lebih baik. (H. R. Tirmidzi no. 762, Abu Daud no. 2440, Ibnu Majah no. 1799).
Amal shalih (amal kebajikan) yang disebutkan di dalam hadits bersifat umum. Oleh karena itu, dapat berupa apa saja seperti memperbanyak dzikir, shalawat, shadaqah, berbuat baik kepada orang lain, taubat kepada Allah, shalat malam, membaca Al-Qur’an, puasa dan lain sebagainya.
Syaikh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya mengatakana :

واستدل به على فضل صيام عشر ذي الحجة لاندراج الصوم في العمل
Hadits ini menjadi dalil keutamaan puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, karena puasa termasuk amal saleh. (Kitab Fathul Bari, Juz II, halaman 460).

Banyak hadits yang menerangkan kesunnahan dan pentingnya puasa sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, di antaranya adalah :

عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُوْرَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Dari Hafshah, ia berkata : Ada empat macam yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi saw : Puasa Asyura (tanggal 10 Muharram), puasa 10 hari (di bulan Dzulhijjah), puasa tiga hari pada setiap bulan, dan melakukan shalat dua rakaat sebelum shalat subuh. (H. R. Nasa'i no. 2415, Ahmad no. 27216, dan lainnya)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامٌ أَحَبُّ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ أَيَّامِ الْعَشْرِ وَإِنَّ صِيَامَ يَوْمٍ فِيْهَا لَيَعْدِلُ صِيَامَ سَنَةٍ وَلَيْلَةٍ فِيْهَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Tidak ada hari-hari di dunia ini yang paling Allah sukai untuk beribadah kepada-Nya selain sepuluh hari (di bulan Dzulhijjah). Berpuasa satu hari pada hari itu sebanding dengan puasa satu tahun, dan satu malam pada saat itu menyerupai malam lailatul qadar. (H. R. Ibnu Majah no. 1800, Tirmidzi no. 763)
Maksud sepuluh hari di sini adalah sembilan hari dimulai tanggal satu sampai tanggal sembilan Dzulhijjah, sebab tanggal sepuluh Dzulhijjah diharamkan untuk berpuasa
Imam Nawawi dalam kitabnya berkata :
وَالْمُرَادُ بِالْعَشْرِ هُنَا : اَلْأَيَّامُ التِّسْعَة مِنْ أَوَّلٍ ذِي الْحِجَّةِ
Yang dimaksud sepuluh hari di sini ialah sembilan hari, terhitung dari tanggal satu Dzulhijjah. (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz IV, halaman 209)
Juga di sunnahkan memperbanyak dzikir, tahlil, takbir dan tahmid, sesuai dengan hadits di bawah ini :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللهِ وَلاَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَلِ فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ
Dari Ibnu Umar, Dari Nabi saw, beliau bersabda :Tidak ada hari yang lebih agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebaikan di dalamnya dari pada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu Tahlil, Takbir dan Tahmid. (H. R.Ahmad no. 5575)

Baca pula tulisan kami :  http://www.wongsantun.com/2016/12/hukum-puasa-tarwiyah.html   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar