Jumat, 21 Juli 2017

Wanita Bersedekah (Berinfak) Harus Seizin Suaminya

عَنْ شُرَحْبِيْلَ بْنِ مُسْلِمٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَعْطَى كُلَّ ذِى حَقٍّ حَقَّهُ فَلاَ وَصِيَّةَ لِوَارِثٍ وَلاَ تُنْفِقُ الْمَرْأَةُ شَيْئًا مِنْ بَيْتِهَا إِلاَّ بِإِذْنِ زَوْجِهَا. فَقِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلاَ الطَّعَامَ قَالَ ذَاكَ أَفْضَلُ أَمْوَالِنَا. ثُمَّ قَالَ الْعَارِيَةُ مُؤَدَّاةٌ وَالْمِنْحَةُ مَرْدُوْدَةٌ وَالدَّيْنُ مَقْضِىٌّ وَالزَّعِيْمُ غَارِمٌ

Dari Syurahbil bin Muslim ia berkat, saya mendengar Abu Umamah berkat, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memberikan hak kepada setiap yang memiliki hak, maka tidak ada wasiat bagi pewaris. Dan tidak boleh seorang wanita bersedekah (berinfak) sesuatu dari rumahnya kecuali dengan seizin suaminya. Kemudian beliau ditanya : Wahai Rasulullah, tidak juga dengan makanan? Beliau menjawab : Itu adalah harta kita yang terbaik. Kemudian beliau mengatakan : Pinjaman harus dikembalikan kepada pemiliknya, sesuatu yang diberikan agar diambil manfaatnya dikembalikan kepada pemiliknya, hutang harus dibayar, dan penanggung jawab adalah orang yang bertanggung jawab. (H. R. Abu Daud no. 3567, Ahmad no. 22954)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar