Jumat, 28 April 2017

Nabi mencintai shalat yang dijaga kesinambungannya

عَنْ أَبِى سَلَمَةَ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، وَكَانَ يَقُوْلُ خُذُوْا مِنَ الْعَمَلِ مَا تُطِيْقُوْنَ، فَإِنَّ اللهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا، وَأَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دُوْوِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّتْ  وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلاَةً دَاوَمَ عَلَيْهَا

Dari Abu Salamah bahwa Aisyah rah menceritakan kepadanya, katanya :  Rasulullah saw tidak pernah melaksanakan puasa lebih banyak dalam sebulan selain bulan Sya'ban, yang beliau melaksanakan puasa bulan Sya'ban seluruhnya. Beliau bersabda : Lakukanlah amal-amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan berpaling (dalam memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu berpaling (dari mengerjakan amal) itu. Dan shalat yang paling Nabi saw cintai adalah shalat yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan Beliau bila sudah biasa melaksanakan shalat (sunnat) beliau menjaga kesinambungannya. (H. R. Bukhari no. 1970)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar