Senin, 20 Maret 2017

Hukum imam membaca ayat dengan keras ketika shalat dzuhur dan ashar



Imam membaca ayat dengan keras ketika shalat dhuhur dan ashar hukumnya boleh, cuma para ulama memandang sunnah bila imam tidak mengeraskan bacaannya.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِى قَتَادَةَ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ اْلأُوْلَيَيْنِ مِنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُوْرَةٍ وَيُسْمِعُنَا اْآيَةَ أَحْيَانًا وَيَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya bahwa Nabi saw pada dua rakaat yang pertama dari shalat dzuhur dan ashar membaca Al-Fatihah sertan surat-surat, dan ayat yang beliau baca itu kadang-kadang diperdengarkan kepada kami, dan pada dua rakaat yang terahir beliau membaca Al-Fatihah saja. (H. R. Muslim no. 1041)

Menanggapi hadits di aras Imam Nawawi berkata dalam kitabnya :

وَقَوْلُهُ : ( وَكَانَ يُسْمِعنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا ) هَذَا مَحْمُوْلٌ عَلَى أَنَّهُ أَرَادَ بِهِ بَيَانَ جَوَازِ الْجَهْرِ فِي الْقِرَاءَةِ السِّرِّيَّةِ . وَأَنَّ الْإِسْرَارَ لَيْسَ بِشَرْطٍ لِصِحَّةِ الصَّلَاةِ بَلْ هُوَ سُنَّةٌ
Maksud sabda Nabi saw : (Dan ayat yang beliau baca itu kadang-kadang diperdengarkan kepada kami), ini adalah untuk memberikan penjelasan atas bolehnya jahar (keras) di dalam bacaan yang tidak keras, dan tidak keras itu bukanlah syarat sahnya shalat, namun hukumnya sunnah. (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz II, halaman 202)

Dan kesunnahan tidak mengeraskan bacaan dalam shalat dzhur dan ashar ini, sesuai dengan hadits Nabi saw :

عَنْ أَبِى مَعْمَرٍ قَالَ قُلْتُ لِخَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ أَكَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِى الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ قَالَ نَعَمْ . قَالَ قُلْتُ بِأَىِّ شَىْءٍ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ قِرَاءَتَهُ قَالَ بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ
Dari Abu Ma'mar ia berkata : Aku bertanya kepada sahabat Khabbab bin Al-Arat : Apakah Nabi saw biasa membaca ayat di dalam shalat dzuhur dan ashar? Ia menjawab : Ya. Kemudian aku bertanya : Melalui apa kalian mengetahui bacaannya? Ia menjawab : Melalui goyangan janggutnya. (H. R. Bukhari no. 761)

Syaikh Abdurrahman Al-'Alawi dalam kitabnya berkata :

وَمِنْهَا اْلإِسْرَارُ فْى الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ ....

Dan di antara sunnah-sunnahnya shalat adalah tidak mengeraskan bacaan dalam shalat dzuhur dan ashar .... (Kitab Al-Halaqatur Rabi'ah Minaddurusil Fiqhiyah, halaman 57)

1 komentar: