Senin, 20 Februari 2017

Rahasia surat Baraa-ah (At-Taubah) tanpa basmalah



Imam Asy-Syathibi mengatakan dalam kitabnya :

وَمَهْمَا تَصِلْهَا أَوْ بَدَأْتَ بَرَاءَةً -  لِتَنْزِيْلِهاَ بِالسَّيْفِ لَسْتَ مُبَسْمِلًا
Dan kapan saja kamu mewashal atau memulai surat Baraa-ah (At-Taubah), maka kamu tidak diperkenankan membaca basmalah karena surat tersebut diturunkan berhubungan dengan pedang (perang). (Mitab Mandhumah Hirzul Amani, Juz I, halaman 26)

Imam Abul Qasim Al-Baghdadi ketika memberikan komentar atas perkataan Imam Asy-Syathibi tersebut dalam kitabnya mengatakan :

يَعْنِيْ أَنَّ سُوْرَةَ بَرَاءَةٍ لَا بَسْمَلَةَ فِى اَوِّلِهَا سَوَاءٌ وَصَلَهَا اْلقَارِئُ بِالْاَنْفَالِ اَوِ ابْتَدَأَبِهَا. ثُمَّ ذَكَرَ الْحِكْمَةَ فِى تَرْكِ اْلبَسْمَلَةِ فِى اَوَّلِهَا فَقَالَ لِتَنْزِيْلِهَا بِالسَّيْفَ يَعْنِيْ اَنَّ بَرَاءَةٍ نُزِّلَتْ عَلَى سُخْطٍ وَوَعِيْدٍ وَتَهْدِيْدٍ وَفِيْهَا لآيَةُ السَّيْفِ. قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ سَأَلْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَمْ تُكْتَبْ فِى بَرَاءَةٍ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ؟ فَقَالَ لِاَنَّ بِسْمِ اللهِ اَمَانٌ، وَبَرَاءَةٌ لَيْسَ فِيْهَا اَمَانٌ نُزِّلَتْ بِالسَّيْفِ. وَقَوْلُهُ لَسْتَ مُبَسْمِلًا اَيْ لَاتُبَسْمِلُ لِاَحَدٍ مِنَ اْلقُرَّاءِ              لِمُنَافَاةِ الرَّحْمَةِ لِلْعَذَابِ
Maksudnya, Basmalah tidak boleh dibaca di awal surat Baraa-ah (At-Taubah), baik yang membaca Al-Qur'an itu menyambungnya dengan surat Al-Anfal atau ia memulai dengannya. Kemudian beliau (Imam Asy-Syathibi) menyebutkan rahasia tidak adanya basmalah dipermulaan surat Baraa-ah. Katanya surat tersebut diturunkan berhubungan dengan pedang, maksudnya surata Baraa-ah itu diturunkan atas dasar kemurkaan, penuh dengan ancaman yang menakutkan bahkan di dalamnya terdapat ayat pedang (qital). Sahabat Ibnu Abbas ra berkata : Saya pernah bertanya kepada Sayyidina Ali ra : Mengapa dalam surat Baraa-ah tidak tertulis lafadz Bismillahir rahmaanir rahiim? Kemudian beliau menjawab : Bahwasanya basmalah itu menunjukkan kedamaian sedangkan di dalam surat Baraa-ah tidak terkandung kedamaian, surat itu diturunkan berhubungan dengan peperangan. Dan ucapan (Imam Asy-Syathibi) : Lasta mubasmilan, yang berarti : Tidak seorangpun dari ahli qiraat yang membaca basmalah (di awal surat Baraa-ah) karena rahmat dan adzab tidak akan dapat berkumpul. (Kitab Sirajul Qari, halaman 30)

Imam Jalaluddin As-Suyuti dalam kitabnya mengatakan :

قَالَ جَمَاعَةٌ مِنَ السَّلَفِ : اِنَّ اْلاَنْفَالَ وَبَرَاءَةً سُوْرَةٌ وَاحِدَةٌ لَا سُوْرَتَانِ

Segolongan ulama salaf mengatakan : Bahwa Al-Anfal dan Baraa-ah itu adalah satu surat, bukan dua surat. (Kitab Tabasuqud Durar fi Tanasubis Suwar,halaman 90)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar