Sabtu, 21 Januari 2017

Adab (etika) masuk masjid



Apabila kita mau masuk Masjid, hendaklah mendahulukan kaki yang kanan dengan membaca do’a :

اَللهم اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَافْتَحْ لِىْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
 Ya Allah ampunilah dosa-dosa saya dan bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untuk saya.

Sesampai di pintu Masjid kita beri salam kepada penghuni Masjid  dengan ucapan :
اَلسَّلَامُ عَـلَيْكُمْ                
Semoga keselamatan atas kamu semua.

Bila sampai pintu Masjid tidak ada orang sama sekali maka kita ucapkan :

اَلسَلَامُ عَلَيْنَا وَ عَلىٰ عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ
Keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shaleh.

Memilih shat pertama, lebih utama sebelah kanan imam. Disebutkan dalam sebuah hadits :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوْا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوْا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيْرِ لَاسْتَبَقُوْا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا. رَوَاهُ اْلبُخَارِىُّ

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda: Seandainya manusia mengetahui apa (kebaikan) yang terdapat pada adzan dan shaf awal, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, niscaya mereka akan melakukannya. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat dalam bersegera (menuju shalat), niscaya mereka akan berlomba-lomba. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat pada shalat 'Isya dan Shubuh, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak. (H. R. Bukhari no. 615)

Apabila kita telah masuk Masjid, maka tidak duduk dulu sebelum shalat Tahiyatul Masjid sebanyak dua rakaat. Sebagai mana hadits Nabi saw :

أَبَا قَتَادَةَ بْنَ رِبْعِيٍّ الْأنْصَارِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتّٰى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ

Abu Qatadah bin Rib'iy Al-Anshariy ra berkata; Nabi saw bersabda: Jika seorang dari kalian masuk ke dalam masjid maka janganlah dia duduk sebelum shalat dua rakaat. (H. R. Bukhari no. 1163)

Kita usahakan shalat tidak di belakang pintu masuk, sehingga tidak mengganggu orang yang mau masuk masjid. Setelah itu kita duduk dengan berniat iktikaf dengan membaca do’a :

نَوَيْتُ إِعْتِكَافَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالٰى               
Saya niat iktikaf sunnah karena Allah ta’ala.

Perbanyak dzikir, baca Al-Qur'an sambil menunggu adzan dikumandangkan, dan kita jawab adzan bila dikumandangkan.

Setelah shalat qobliyah jangan lupa berdoa, sebab doa di waktu itu mustajab, sesuai dengan hadits Nabi saw :

 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
Dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah saw bersabda: Tidak akan tertolak doa antara adzan dan iqamah. (H.R. Abu Daud no. 521, Baihaqi no. 2013 dan lainnya)

Setelah selasai melaksanakan shalat sunnah fajar/qobliyah shubuh kita baca do’a :

اَللهم اجْعَلْ لِي نُوْرًا فِي قَلْبِي، وَنُوْرًا فِي قَبْرِي، وَنُورًا فِي سَمْعِي، وَنُوْرًا فِي بَصَرِي، وَنُوْرًا فِي شَعْرِي، وَنُوْرًا فِي بَشَرِي ، وَنُوْرًا فِي لَحْمِي، وَنُوْرًا فِي دَمِي، وَنُوْرًا فِي عِظَامِي، وَنُوْرًا مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَنُوْرًا مِنْ خَلْفِي، وَنُوْرًا عَنْ يَمِيْنِي، وَنُوْرًا عَنْ شِمَالِي، وَنُوْرًا مِنْ فَوْقِي، وَنُوْرًا مِنْ تَحْتِي، اَللهم زِدْنِي نُوْرًا ، وَأَعْطِنِي نُوْرًا، وَاجْعَلْ لِي نُوْرًا بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hati saya, di dalam kubur  saya, pendengaran, penglihatan, rambut, kulit, daging, darah dan di dalam tulang saya. Jadikan pula cahaya di depan, belakang, kanan, kiri, atas dan bawah saya. Ya Allah, tambahkanlah cahya kepada saya, berilah cahaya yang besar-besar pada saya, jadikanlah saya sebagai cahaya, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Pemurah diantara Yang Pemurah. (Kitab Bidayatul Hidayah halaman 23, karangan Imam Ghazali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar