Pada jaman sekarang
untuk memperoleh pahala tidak selalu ada di dalam masjid, begitu pula untuk memperoleh
dosa tidak harus di tempat-tempat maksiat.
Pahala dapat kita
peroleh dengan menulis atau menyebarluaskan tulisan atau berita yang baik dan
benar melalui media sosial. Kita akan mendapat pahala sebanyak yang kita tulis
atau kita sebarkan, apalagi kalau tulisan itu di sebarkan dan diamalkan oleh
orang lain, dalam sebuah hadits disebutkan :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلٰى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ
الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذٰلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ
شَيْئًا
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah
saw telah bersabda: Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan
mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya
tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak
kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang
yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (H. R. Muslim no.
6980)
Dan sebaliknya, kalau
yang kita tulis atau yang kita sebarkan berita jelek (provokatif, tendensius,
menghujat, menjelek-jelekkan orang lain) dan juga berita tidak benar (fitnah,
bohong), maka kita akan memperoleh dosa sebanyak orang yang menyebarkan atau
yang mengikutinya
Dengan tehnologi
yang begitu canggih pada era digital ini, kita sangat mudah dapat berita yang
dapat kita sebarluaskan, padahal kita tidak sadar bahwa berita yang kita
sebarkan itu menjadi pergunjingan karena kita tidak tahu masalah yang
sebenarnya. Hal ini telah di disinyalir dalam Al-Qur'an :
وَلَوْلاَ فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيْهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ. إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّناً وَهُوَ عِندَ اللهِ عَظِيمٌ. وَلَوْلاَ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا يَكُونُ لَنَا أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَذَا سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ
Sekiranya tidak ada karunia
Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu
ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. (Ingatlah)
di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan
dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya
suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu
mendengar berita bohong itu: Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita
memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang
besar. (Q.S. 24 An Nuur 14-16)
Kalau kita tidak mampu
menulis menyebarkan berita-berita yang baik maka lebih baik kita diam,
disamping menjadikan kelamat kita, juga dapat menutupi aib-aib orang lain
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ،
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya. (H. R. Bukhori no. 6019 dan Muslim no. 182
)
أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ
اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw beliau
bersabda: Tidaklah seseorang menutupi
aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak. ( H. R. Muslim no. 6760)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar