Senin, 31 Oktober 2016

Metode dakwah Rasulullah saw



Metode dakwah Rasulullah saw banyak terdapat dalam Al-Qur'an, di antaranya adaalah :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلٰى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Q.S. 3 Ali 'Imran 159)

Menurut ayat di atas, metode dakwah Rasulullah saw didasarkan atas tiga hal:

1. Lemah lembut, tidak bersikap keras lagi berhati kasar

Seseorang dapat dengan mudah untuk mengikuti dakwah (ajakan) kita, tentunya kita harus bersikap lemah lembut. Rasulullah sebagai pendakwah nomor satu telah memberikan contoh bagaimana seharusnya berdakwah. Jalan yang ditempuh Rasulullah adalah jalan kelemah lembutan dan bukan sebaliknya, kekerasan. Dengan kelembutan hati dan budi inilah kemudian Rasulullah menuai keberhasilan dan kesuksesan besar dalam berdakwah.

Berdasar atas hal ini pula, maka semestinya Islam tampil dengan wajah lemah lembut dan ramah. Islam yang ramah tentu lebih menarik hati dari pada Islam yang kasar dan menakutkan. Bila lebih memilih pendekatan keras hati dan keras budi maka obyek dakwah akan menjauh dan lari. Kalau sudah demikian, bagaimana mungkin dakwah akan mencapai keberhasilan?

2. Pemaaf dan memohonkan ampun

Pemaaf adalah sikap lapang dada dan membuka hati untuk menerima kekurangan dan kesalahan orang lain. Pemaaf juga merupakan sikap mengerti dan memahami akan hal-hal yang terjadi pada orang lain karena kesalahannya. Karena lapang dada, membuka hati, mengerti dan memahami kekurangan dan kesalahan orang lain maka seorang pendakwah akan dengan sabar dan tulus ikhlas memberikan maaf.

Memberikan maaf merupakan sikap yang masih terkait dengan lembut hati dan lembut budi. Seseorang yang memiliki kelembutan hati dan budi pasti mempunyai sikap pemaaf. Sebaliknya, bila tidak memiliki hal tersebut akan sangat sulit menerima kekurangan dan kesalahan orang lain, apalagi memberikan maaf

Bayangkan, apa yang terjadi bila setiap orang tidak mempunyai sikap lapang dada dan pemaaf alias pemarah. Saksikan betapa banyak peristiwa memilukan yang diawali dari hilangnya sikap pemaaf dan lapang dada.

Rasulullah adalah pribadi mulia dan menjadi suri tauladan bagi seluruh umatnya. Maka contohlah Rasul, berilah maaf orang-orang yang ada di sekitarmu. Betapapun, Rasulullah adalah pribadai yang sangat disakiti dan di dzalimi oleh orang-orang di sekiarnya. Dan bukankah pula Rasulullah memberikan maaf kepada mereka yang telah mendzaliminya. Inilah yang selalu dilakukan Rasulullah dalam dakwahnya.

Sikap memaafkan ini masih harus dilanjutkan dengan memintakan ampun kepada Allah. Orang-orang yang telah berbuat aniaya kepada beliau, oleh Rasulullah juga dimintakan ampun kepada Allah

3. Bermusyawarah

Rasulullah telah memberikan contoh bahwa dalam berdakwah beliau tidak pernah meninggalkan musyawarah. Musyawarah merupakan jalan yang ditempuh Rasulullah bila hendak menyelesaikan masalah umat. Saking pentingnya musyawarah, di dalam Al-Qur'an ada surah Asy-Syuraa (musyawarah) surah yang ke 42.

Maka para pendakwah harus berada di tengah-tengah umatnya untuk membicarakan banyak hal tentang urusan umat. Bermusyawarah adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan setiap persoalan, apalagi menyangkut kepentingan umat.

Dengan mesyawarah maka akan didapatkan jalan keluar terbaik bila terdapat persoalan keumatan yang rumit. Setiap persoalan yang diselesaikan dengan musyawarah maka tidak akan kecewa di kemudian hari. Wallahu a'lam


Bisa dibaca ditulisan kami yang lain yang berjudul MENELADANI DAKWAH RASULULLAH SAW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar