Selasa, 18 Oktober 2016

Hukum mendengarkan khutbah dalam shalat Jum'at



Dalam kitab Bulughul Maram halaman 90, karangan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani terdapat sebuah hadits :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنْ صَلاَةِ الْجُمُعَةِ وَغَيْرِهَا فَلْيُضِفْ إِلَيْهَا أُخْرَى وَقَدْ تَمَّتْ صَلاَتُهُ
Dari Ibu Umar ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang mendapat hanya satu rakaat dalam shalat Jum'at dan shalat lainnya, hendaklah ia menambah kekurangan rakaat itu. Dengan demikian, sempurnahlah shalatnya.  (H. R. Daruquthni no. 1625, Imam nasa'i, Imam Ibnu Majah)

Imam Muhammad Shan'ani,seorang ulama yang terkenal pakar dalam bidang hadits, ketika mengomentari hadits di atas beliau berkata :

وَفِي الْحَدِيْثِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْجُمُعَةَ تَصِحُّ لِلَّاحِقِ، وَإِنْ لَمْ يُدْرِكْ مِنَ الْخُطْبَةِ شَيْئًا
Dan dalam hadits itu terdapat suatu petunjuk bahwa shalat Jum'at hukumnya sah bagi orang yang mendapatkannya walaupun ia tidak sempat mendengarkan khutbah sedikit pun. (Kitab Subulus Salam, Juz II, halaman 400)

Dengan demikian, orang yang shalat Jum'at namun tidak sempat mendengarkan khutbah, shalatnya sah menurut jumhur ulaman, di antaranya Imam Syafi'i. Akan tetapi, kalau tidak mendengarkan khutbah dengan sengaja, walaupun shalat Jum'atnya sah, namun jelas ia berdosa karena tidak mematuhi perintah Allah dalam Al-Qur'an :

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا إِذَا نُوْدِي لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S. 62 Al Jumu'ah 9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar