Selasa, 26 Juli 2016

Empat perkara jelek, namun empat lainnya lebih jelek


وَعَنْ بَعْضُ الْحُكَمَاءُ: أَرْبَعَةٌ قَبِيْحَةٌ وَ لَكِنْ أَرْبَعَةً مِنْهَا أَقْبَحُ: اَلذَّنْبُ مِنَ الشَّابِ قَبِيْحٌ وَمِنَ الشَّيْخِ أَقْبَحُ، وَاْلإِشْتِغَالُ بِالدُّنْيَا مِنَ الْجَاهِلِ قَبِيْحٌ وَمِنَ الْعَالِمِ أَقْبَحُ، وَالتَّكَسُلُ فِى الطَّاعَةِ مِنْ جَمِيْع النَاسِ قَبِيْحٌ وَمِنَ اْلعُلَمَاءِ وَالطَّلَبَةِ أَقْبَحُ، وَالتَّكَبُّرُ مِنَ اْلأَغْنِيَاءِ قَبِيْحٌ وَمِنَ الْفُقَرَاءِ أَقْبَحُ.
Dari sebagian hukama : Empat perkara berikut adalah jelek, namun yang empat lainnya lebih jelek dari padanya. Dosa itu jelek pada diri pemuda, namun lebih jelek pada diri orang tua. Kesibukan duniawi pada diri orang bodoh itu jelek, namun lebih jelek pada diri orang alim. Malas beribadah itu jelek pada diri setiap orang, namun lebih jelek pada diri ulama dan para penuntut ilmu. Sombong itu jelek pada diri orang kaya, namun lebih jelek pada diri orang fakir. (kitab nashoihul ibad halaman 34)

Maksud kata jelek di atas adalah suatu tingkat kualitas, di mana tercela di dunia dan mendapat siksa di akhirat. Adanya kesibukan dunia itu lebih jelek pada diri orang alim, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Dailami dari Sayyina Ali.

مَنْ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ فِى الدُّنْيَا زُهْدًا لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلَّا بُعْدًا

Barang siapa bertambah ilmunya tapi tidak bertambah zuhudnya, maka hanya bertambah jauh dari Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar