Minggu, 08 Mei 2016

Hukum membaca Al-Qur'an tanpa wudhu


Membaca Al-Qur'an tanpa wudhu hukumnya boleh, namun demikian disunnahkan sebelum membaca Al-Qur'an itu berwudhu dulu. Hal ini sesuai dengan pendapat para ulama, di antaranya adalah :

1. Imam Nawawi

يُسْتَحَبُّ أَنْ يَقْرَأَ وَهُوَ عَلَى طَهَرَاةٍِ فَإِنَّ قَرَأَ مُحْدَثًا جَازَ بِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْأَحَادِيْثُ فِيْهِ كَثِيْرَةٌ مَعْرُوْفَةٌ
Disunnahkan agar seseorang membaca Al-Qur'an dalam keadaan suci. Jika ia membaca Al-Qur'an tanpa wudhu, maka hukumnya adalah boleh dengan ijmak umat Islam dan hadits yang menerangkan demikian itu banyak dan telah dimaklumi. (Kitab At-Tibyan fi Adab Hamalah Al-Qur'an, halaman 54)

أَجْمَعَ الْمُسْلِمُوْنَ عَلَى جَوَازِ قِرَاءَةِ اْلقُرْآنِ لِلْمُحْدِثِ وَالْأَفْضَلُ أَنَّهُ يَتَطَهَّرُ لَهَا
Umat Islam telah sepakat bahwa orang yang tidak mempunyai wudhu boleh membaca Al-Qur'an, namun lebih utama ia berwudhu dulu sebelum membacanya. (Kitab Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab, Juz II, halaman 69)

2. Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi

يُسْتَحَبُّ اْلوُضُوْءُ لِقِرَاءَةِ اْلقُرْآنِ لِأَنَّهُ أَفْضَلُ اْلأَذْكَارِ، وَقَدْ كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُ أَنْ يَذْكُرَ اللهَ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ كَمَا ثَبَتَ فِي الْحَدِيْثِ
Disunnahkan berwudhu ketika membaca Al-Qur'an, karena membaca Al-Qur'an itu seutama-utama dzikir, sedangkan Nabi saw sendiri tidak menyukai berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan bersuci. Penjelasan mengenai hal ini terdapat dalam sebuah hadits yang kuat. (Kitan Al-Itqan fi ulumil Qur'an, Juz I, halaman 125)

3. Syaikh Wahbah Musthafa Az-Zuhaili

وَاتَّفَقَ اْلفُقَهَاءُ أَنَّ غَيْرَ اْلمُتَوَضِّئِ يَجُوْزُ لَهُ تِلَاوَةُ اْلقُرْآنِ أَوِ النَّظَرُ إِلَيْهِ دُوْنَ لَمْسِهِ كَمَا أَجَازُوْا لِلصَّبِيِّ لَمْسَ اْلقُرْآنِ لِلتَّعَلُّمِ لِأَنَّهُ غَيْرُ مُكَلَّفٍ وَاْلأَفْضَلُ التَّوَضُّؤُ
Para ulama ahli fiqih sepakat bahwa orang yang tidak mempunyai wudhu boleh membaca Al-Qur'an atau melihatnya tanpa menyentuhnya sebagaimana mereka telah membolehkan anak kecil memegang Al-Qur'an untuk dipelajari karena dia belum dikenai beban syari'at, namun afdholnya berwudhu dulu. (Kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, Juz I, halaman 295)

4. Sayyid Sabiq

وَأَمَّا اْلقِرَاءَةُ لَهُ بِدُوْنِ مَسٍّ فَهُوَ جَائِزَةٌ إِتِّفَاقًا
Para ulama telah sepakat bahwa orang yang tidak berwudhu boleh membaca Al-Qur'an, namun tanpa menyentuhnya. (Kitab Fiqhus Sunnah, Juz I, halaman 49).

Adapun yang dijadikan dalil oleh para ulama yang menyatakan bolehnya membaca Al-Qur'an bagi orang yang tidak mempunyai wudhu ialah :

عَلَى عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ فَقَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِى الْخَلاَءَ فَيَقْضِى الْحَاجَةَ ثُمَّ يَخْرُجُ فَيَأْكُلُ مَعَنَا الْخُبْزَ وَاللَّحْمَ وَيَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَلاَ يَحْجُبُهُ عَنِ الْقُرْآنِ شَىْءٌ إِلاَّ الْجَنَابَةُ
Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah memasuki kamar kecil untuk buang air besar, kemudian beliau keluar lalu makan roti dan daging bersama kami, setelah itu beliau membaca Al-Qur'an. Tidak ada sesuatupun yang dapat menghalanginya membaca Al-Qur'an kecuali hadats besar. (H. R. Ibnu Majah no. 637)

Sedangkan yang dijadikan dalil oleh para ulama yang menyatakan sunnahnya berwudhu dulu sebelum membaca Al-Qur'an ialah :

عَنِ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ أَنَّهُ سَلَّمَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ فَرَدَّ عَلَيْهِ وَقَالَ إِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنِى أَنْ أَرُدَّ عَلَيْكَ إِلاَّ أَنِّى كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللهَ إِلاَّ عَلَى طَهَارَةٍ

Dari Muhajir bin Qunfudz, bahwasanya ia memberi salam kepada Nabi saw saat beliau sedang wudhu, ketika itu Nabi saw tidak menjawab salamnya, namun setelah beliau selesai dari wudhunya, barulah beliau menjawab salamnya, lalu beliau bersabda : Sesungguhnya Tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab salammu, melainkan aku tidak mau berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci. (H. R. Ahmad no. 19550, Ibnu Majah no. 377)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar