Rabu, 04 Mei 2016

Alasan boleh meninggalkan shalat berjamaah





Seorang laki-laki boleh meninggalkan shalat berjamaah di masjid atau mushalla karena beberapa halangan berikut ini :

1. Karena hujan yang menyusahkan perjalanan ke tempat berjamaah

عَنْ جَابِرٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى سَفَرٍ فَمُطِرْنَا فَقَالَ لِيُصَلِّ مَنْ شَاءَ مِنْكُمْ فِى رَحْلِهِ
Dari Jabir ia berkata : Kami berangkat bersama Rasulullah saw dalam suatu perjalanan, kemudian hujan mengguyur kami, lalu beliau mengatakan; Siapa diantara kalian yang hendak shalat, hendaknya dikerjakan di persinggahannya. (H. R. Muslim no. 1636, Ahmad 14720 dan lainnya)

2. Karena angin kencang

عَنْ نَافِعٍ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ أَذَّنَ بِالصَّلَاةِ فِي لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيْحٍ فَقَالَ أَلَا صَلُّوْا فِي الرِّحَالِ ثُمَّ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ بَارِدَةٌ ذَاتُ مَطَرٍ يَقُوْلُ أَلَا صَلُّوْا فِي الرِّحَالِ
Dari Nafi' bahwa Ibnu Umar pernah mengumandangkan adzan shalat di malam yang sangat dingin dan berangin kencang, maka dalam adzannya ia mengucapkan; Alaa sholluu fir rihaal (Tidak sebaiknyakah kalian shalat di persinggahan kalian?) kemudian katanya; Rasulullah saw juga pernah memerintahkan mu'adzinnya jika malam sangat dingin dan terjadi hujan lebat untuk mengucapkan; Alaa sholluu rir rihaal (Tidak seebaiknyakah kalian shalat di persinggahan kalian?). (H. R. Muslim no. 1632, Nasa'i no. 653 dan lainnya)

3. Karena lapar dan haus, sedangkan makanan sudah tersedia. Begitu juga ketika sangat ingin buang air besar atau kecil

عَنِ ابْنِ أَبِى عَتِيْقٍ قَالَ تَحَدَّثْتُ أَنَا وَالْقَاسِمُ عِنْدَ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا حَدِيْثًا وَكَانَ الْقَاسِمُ رَجُلاً لَحَّانَةً وَكَانَ لأُمِّ وَلَدٍ فَقَالَتْ لَهُ عَائِشَةُ مَا لَكَ لاَ تَحَدَّثُ كَمَا يَتَحَدَّثُ ابْنُ أَخِى هَذَا أَمَا إِنِّى قَدْ عَلِمْتُ مِنْ أَيْنَ أُتِيتَ. هَذَا أَدَّبَتْهُ أُمُّهُ وَأَنْتَ أَدَّبَتْكَ أُمُّكَ - قَالَ - فَغَضِبَ الْقَاسِمُ وَأَضَبَّ عَلَيْهَا فَلَمَّا رَأَى مَائِدَةَ عَائِشَةَ قَدْ أُتِىَ بِهَا قَامَ. قَالَتْ أَيْنَ قَالَ أُصَلِّى. قَالَتِ اجْلِسْ. قَالَ إِنِّى أُصَلِّى. قَالَتِ اجْلِسْ غُدَرُ إِنِّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلاَ وَهُوَ يُدَافِعُهُ اْلأَخْبَثَانِ
Dari Ibnu Abi Atiq dia berkata, (Pada suatu ketika) aku bercakap-cakap dengan al-Qasim di sisi Aisyah rah. Al-Qasim adalah seorang laki-laki yang gagu (kurang tersusun tutur katanya), dan ia anak satu-satunya bagi ibunya. Aisyah bertanya kepadanya. Mengapa kamu tidak dapat bicara seperti keponakanku ini? Aku tahu sebabnya dari permasalahan apa. Keponakanku ini dididik oleh ibunya, sedangkan kamu dididik oleh ibumu. Dia berkata, Maka al-Qasim marah dan jengkel kepada Aisyah. Tatkala dia melihat meja Aisyah yang telah dihidangkan makanan, maka dia pergi. Maka Aisyah bertanya, Hendak ke mana kamu? Jawab al-Qasim, Aku hendak pergi shalat. Kata Aisyah, Duduklah dahulu! Jawab al-Qasim, Aku hendak pergi shalat. Kata Aisyah, Duduklah dahulu! Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Tidak sempurna shalat seseorang apabila makanan yang telah dihidangkan, atau apabila dia menahan buang air besar atau kecil. (H. R. Muslim no. 1274)

4. Karena baru memakan maakanan yang berbau busuk, dan baunya sukar dihilangkan, seperti bawang,petai, jengkol, dan sebagainya

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الْبَقْلَةِ الثُّوْمِ - وَقَالَ مَرَّةً مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّوْمَ وَالْكُرَّاثَ - فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُوْ آدَمَ
Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi saw beliau bersabda, Barangsiapa yang makan sayur bawang putih ini, -dan pada kesempatan lain beliau bersabda, Barangsiapa makan bawang merah dan putih serta bawang bakung- janganlah dia mendekati masjid kami, karena malaikat merasa tersakiti dari bau yang juga manusia merasa tersakiti (disebabkan baunya). (H. R. Muslim no. 1282)

5. Karena sakit yang menyusahkan berjalan ke tempat berjamaah

عَنْ عَائِشَةَ  رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمَّا مَرِضَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَضَهُ الَّذِى مَاتَ فِيْهِ أَتَاهُ بِلاَلٌ يُؤْذِنُهُ بِالصَّلاَةِ فَقَالَ مُرُوْا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ. قُلْتُ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ أَسِيفٌ، إِنْ يَقُمْ مَقَامَكَ يَبْكِى فَلاَ يَقْدِرُ عَلَى الْقِرَاءَةِ . قَالَ مُرُوْا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ. فَقُلْتُ مِثْلَهُ فَقَالَ فِى الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ إِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ، مُرُوْا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ. فَصَلَّى وَخَرَجَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُهَادَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ، كَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَيْهِ يَخُطُّ بِرِجْلَيْهِ الْأَرْضَ، فَلَمَّا رَآهُ أَبُوْ بَكْرٍ ذَهَبَ يَتَأَخَّرُ، فَأَشَارَ إِلَيْهِ أَنْ صَلِّ، فَتَأَخَّرَ أَبُوْ بَكْرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ وَقَعَدَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى جَنْبِهِ، وَأَبُوْ بَكْرٍ يُسْمِعُ النَّاسَ التَّكْبِيْرَ
Dari Aisyah berkata, Ketika Nabi saw dalam kondisi sakit yang membawa kepada kematiannya, Bilal datang menemui beliau mengabarkan bahwa waktu shalat telah datang. Beliau lalu berkata: Kalian suruhlah Abu Bakar untuk memimpin shalat. Aku berkata, Sesungguhnya Abu Bakar orang yang lemah lembut, jika ia menggantikan posisi tuan, maka dia akan menangis dan tidak akan bisa membaca Al-Qur'an. Beliau berkata lagi: Kalian suruhlah Abu Bakar untuk memimpin shalat. Aku lalu menyampaikan jawaban yang sama. Maka pada ketiga atau keempat kalinya beliau bersabda: Sungguh kalian ini seperti isteri-isterinya Yusuf. Suruhlah Abu Bakar untuk memimpin shalat. Akhirnya Abu Bakar pun shalat (sebagai Imam). Kemudian Nabi saw keluar dengan diapit oleh dua orang laki-laki dan seolah aku melihat beliau berjalan dengan menyeret kakinya di atas tanah. Ketika Abu Bakar melihat kedatangan beliau, dia pun berniat mundur. Tetapi beliau memberi isyarat kepadanya seolah berkata: Tetaplah shalat. Abu Bakar kemudian bergeser dan Nabi saw duduk disampingnya, lalu Abu Bakar memperdengarkan suara takbir kepada jama'ah. (H. R. Bukhari no. 712)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar