Selasa, 15 Maret 2016

Alasan doa qunut ada yang dibaca jahar (keras) ada yang sir (pelan)





Bacaan doa qunut itu terdiri atas dua unsur, yaitu doa dan tsana', maksudnya ada unsur berdoa ada pula unsur memuji Allah. Ketika imam membaca doa qunut yang isinya berdoa (memohon kepada Allah), maka ia membacanya dengan jahar (keras) dan diaminkan oleh makmum, dan termasuk doa adalah bacaan shalawat yang dibaca imam di akhir doa qunutnya. Sedangkan dalam bacaan yang mengandung pujian kepada Allah, yaitu dari mulai lafadz "Fainnaka taqdhi" sampai "Astaghfiruka wa atubu ilaik", maka imam dan makmum membacanya bersama-sama dengan sir (suara yang pelan).

Syaikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitabnya Fat-hul Mu'in telah menjelaskan sebagai berikut :

وَأَمَّنَ جَهْرًا مَأْمُوْمٌ سَمِعَ قُنُوْتَ إِمَامِهِ لِلدُّعَاءِ مِنْهُ. وَمِنَ الدُعَاءِ اَلصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيُؤَمِّنُ لَهَا عَلَى اْلأَوْجَهِ. أَمَّا الثَّنَاءُ وَهُوَ فَإِنَّكَ تَقْضِيْ إِلَى آخِرِهِ فَيَقُوْلُهُ سِرًّا.
Dan makmum mengaminkan dengan keras ketika mendengan qunut imamnya, yang isi qunutnya itu berdoa, dan di antara yang isinya doa itu adalah ketika imam membaca shalawat atas Nabi saw, maka makmum mengamininya, menurut pendapat yang lebih kuat. Adapun ketika imam membaca qunut yang isinya memuji kepada Allah, yaitu mulai dari lafadz " Fainnaka taqdhi sampai akhirnya", maka imam membacanya dengan pelan. (Kitab Fat-hul Mu'in, halaman 21)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar