Minggu, 11 Oktober 2015

PERISTIWA 10 MUHARRAM, KISAH PARA NABI ( 3 )





7. Nabi Ayyub as. Sembuh total dari sakitnya

Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya; “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan”.

(Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarga-nya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.

Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepa-da Tuhannya). (Q.S. Shaad : 41- 44)
8. Nabi Yusuf as. Keluar dari sumur pembuanyan

Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya dia berkata: “Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikan dia se-bagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Yusuf  : 19)

9. Nabi Musa as. Menyebrangi laut merah beserta kaumnya

Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat salat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman”.

Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.”

Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui”.

Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.

Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat men-jadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguh-nya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Q.S. Yunus  : 87 – 92)

10.  Kisah hijrah Nabi Muhammad saw.

Hijrah dilakukan pada sa’at ummat Islam mengalami puncak penindasan dari orang-orang kafir dan orang-orang musyrik Makkah dengan boikot ekonomi. Bahkan orang-orang kafir dan orang-orang musyrik telah bersepakat untuk membunuh Nabi Muhammad saw.
Hijrah merupakan titik balik dari kemenangan ummat Islam setelah mereka mengalami penindasan dan penganiayaan dari musuh-musuh mereka, ya’ni kaum kuffar dan musy-rikin.
Hijrah merupakan fase kedua dari perjuangan ummat Islam, yaitu fase pembangunan fisik/lahir. Fase pertama dari perjuangan ummat Islam yang dipelopori oleh Nabi Muhammad saw. dilakukan di Makkah adalah fase pembangunan mental spiritual, yaitu menanam dan menggembleng keimanan ummat.

Inilah contoh yang baik dalam mensukseskan perjuangan untuk membangun sesuatu bangsa; karena dalam waktu 23 tahun perjuangan Rasulullah saw. berhasil dengan gilang-gemilang.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzaab  : 21)

Hijrah merupakan batu ujian bagi nilai keimanan ummat Islam.

 (Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Q.S. Al-Hasyr : 8)

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ أَحَبُّّ اِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاِس أَجْمَعِيْنَ .
Rasulullah saw. Bersabda : Tidak (sempurna) iman salah seorang di antara kamu sebelum mencintai Allah dan Rasul-nya melebihi cintanya kepada diri, harta, anak, orang tua sendiri serta kepada seluruh manusia.
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.

)Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits(.

Hijrah dilakukan ke Madinah karena warga Madinah telah melakukan bai’at / janji di hadapan Nabi saw. akan setia membela agama Islam dengan jiwa, raga dan harta mereka.
Motif dari hijrah Nabi saw. adalah untuk memperjuangkan agama Islam, yaitu membangun dunia baru yang bersih dari ciri-ciri Jahiliyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar