Jumat, 21 Agustus 2015

Membaca manaqib musyrik?




Kata-kata manaqib itu adalah bentuk jamak dari mufrod manqobah, Secara bahasa manaqib berarti meneliti, menggali. Secara istilah di artikan sebagai riwayat hidup seseorang yang berisikan tentang budi pekertinya yang terpuji, akhlaknya yang mulya, karomahnya dan selain nya yang patut di jadikan sebagai bahan pelajaran/suri tauladan. 
            Jadi membaca manaqib, artinya membaca cerita kebaikan amal dan akhlak terpujinya seseorang. Oleh sebab itu kata-kata manaqib hanya khusus bagi orang-orang baik dan mulya, seperti manaqib Umar bin Khottob, manaqib Ali bin Abi Tholib, manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, manaqib Sunan Bonang dan lain sebagainya. Tidak boleh dan tidak benar kalau ada orang berkata manaqib Abu Jahal, manaqib Abu lahab.
 
            Manaqib adalah suatu metode/pengajaran yang disusun oleh Ulama/ Syaikh untuk membina dan membimbing murid-murid dalam melaksanakan ajaran Thoriqoh dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt. Kita telah dingatkan oleh Rosulullah supaya tidak membenci atau menyakiti para ulama, dalam sebuah hadits disebutkan 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah saw bersabda: Allah berfirman: Barang siapa menyakitu wali-Ku, maka sungguh Aku menyatakan perang kepadanya (H.R. Bukhari no. 6502)
            Tujuan melaksanakan manaqib adalah untuk meningkatkan amal ibadah kepada Alllah swt. dengan cara mencintai dan memuliakan para orang sholeh (Auliya Allah) dengan maksud untuk meneladani/ mencontoh amal sholehnya. Kalau kita mencintai seseorang maka kelak nanti akan bersamanya di akhirat, sesuai dengan sabda Nabi :

عَنْ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ  اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
Dari Abdillah dari nabi saw, bahwasanya beliau bersabda: Seseorang itu bersama  orang yang dicintai. (H . R. Bukhari no. 6168)
            Kalau kita baca dalam manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani seakan-akan banyak hal yang tidak masuk akal, sebaiknya jangan hanya berhenti sampai ceritanya Syeikh Abdul Qodir Al-Jilani saja, tetapi teruskanlah. Misanya cerita tentang sahabat Umar bin Khottob berkirim surat kepada sungai nil (karena sungai nil kering dan dengan surat itu Amr bin Ash, gubernur mesir melemparkan surat tersebut ke sungai nil, dan ajaibnya dipagi harinya sungai nil penuh dengan air lagi). Sahabat umar bin Khottob memberi komando dari Madinah kepada prajurit-prajurit yang sedang bertempur di tempat yang jauh dari Madinah. Cerita tentang tongkat Nabi Musa menjadi ular dan dapat membelah lautan, cerita tentang Nabi Isa yang dapat menghidupkan orang yang sudah mati. Nabi Ibrahim tidak mati dibakar, nabi Sulaiman yang dapat menundukkan angin, mengerti bahasa binatang. Dan yang paling ajaib adalah cerita isro' mi'roj Nabi muhammad saw, sampai-sampai banyak sahabat tidak percaya cerita isro' mi'roj Nabi kecuali Abu Bakar Ash-Shiddiq.  Dan masih banyak lagi yang semuanya itu sama sekali tidak masuk akal.
Ada beberapa contoh hal-hal yang kita anggap tidak masuk akal, diantaranya adalah :

1. Seseorang yang dapat memindahkan istana dengan waktu sekejab

قَالَ الَّذِيْ عِنْدَه۫ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيْكَ بِه۪ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرّاً عِنْدَه۫ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ لِيَبْلُوَنِيْ أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapan-nya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (Q.S. 27 An Naml 40)
2. Binatang melata yang bisa bicara, terdapat pada Al-Qur'an surat An-Naml ayat 82.
3. Nabi Isa membuat burung dari tanah lalu di tiup maka hiduplah burung itu, menyembuhkan orang buta, menghidupkan orang mati, tardapat pada surat Ali Imron ayat 49.
4. Nabi Muhammad saw menenangkan pohon kurma yang sedang merintih, cerita ini dapat kita lihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan nomor hadits 3585
5. Bebatuan yang memberi salam kepada Nabi Muhammad saw, sebelum beliau diutus jadi Rasul, cerita ini dapat kita lihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim  dengan nomor hadits 6078.
6. Tiga bayi yang dapat bicara, yakni Nabi Isa, bayi yang menyelamatkan Juraij dari fitnah seorang wanita, dan bayi yang sedang menyusu kepada ibunya lalu lewat seorang pria yang berparas tampan yang mengendarai onta. Cerita ini dapat kita lihat dalam hadits yang diriwayat kan oleh Imam Muslim dengan nomor hadits 6673.
7. Kambing panggang yang melapor kepada Nabi Muhammad saw bahwa ia diracuni, cerita ini dapat kita lihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dengan nomor hadits 4512.
8. Masih anak-anak sudah hafal Al-Qur'an 30 Juz dan terjadi pada zaman sekarang, diantaranya adalah Muadz yang tunanetra berusia 11 tahun dari Mesir, Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i berusia 5 tahun dari Iran disamping hafidz dia juga faham tentang isi kandungan Al-Qur'an sehingga dia mendapatkan gelar Doktor, Tabarak Labudi berusia 4,5 tahun dari Jeddah Arab Saudi, Rukkayatu Fatahu Umar, anak Perempuan yang berusia 3 tahun dari Nigeria, Farih Abdurrahman berusia 3 Tahun dari Aljazair, Syarifuddin Khalifah, Anak Kecil Keluarga Katolik  berusia 1,5 tahun dari Tanzania. Bahkan dari Indonesia pun juga ada, yaitu Muhammad Gozy Basayev, berusia 8 tahun dari Makassar, Musa berusia 5,5 tahun dari Bangka. Muhammad Luthfi usia 12 tahun dari Medan
9. Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang tidak masuk akal, baik itu yang dilakukan para Nabi, wali-wali Allah, bahkan dapat terjadi pada  orang biasa, semua itu dapat terjadi bila atas idzin Allah swt. 
            Hal-hal yang menyimpang dari adat itu kalau keluar dari Nabi Allah maka namanya mukjizat, dan kalau timbul dari wali Allah namanya karomah dan kalu keluar dari orang biasa adalah ma'unah, itu semua bisa terjadi bila mendapat izin dan menurut kehendak Allah, dan hal itu sangatlah mudah bagi Allah.
Kegiatan manaqib atau biasa dinamakan manaqiban bisa kita lihat dari beberapa aspek, yaitu :

1. SILATURROHIM

يآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرْاً وَّنِسَاءً وَاتَّقُواْ اللهَ الَّذِيْ تَسآءَلُوْنَ  بِه۪ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-Mu yang telah mencipta kan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.(Q.S. 4 An Nisaa' 1)

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al-Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi. (H. R. Bukhari no. 5987 dan Muslim no. 6688

2. BACAAN MANAQIB

            Dengan membaca riwayat hidup orang shaleh sangatlah ber manfaat untuk diteladani.

وَاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(Q.S. 31 Luqman 15)

وَالسَّابِقُوْنَ الْأَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَاْلأَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (Q.S. 9 At Taubah 100)
Dalam kitab Bughyat Al-Mustarsyidin, halaman 97 terdapat sebuah hadits :
 وَقَدْ وَرَدَ فِى اْلأَثَرِ عَنْ سَيِّدِ اْلبَشَرِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ َ أَنَّهُ قَالَ : مَنْ وَرَّحَ مُؤْمِنًا فَكَأَنَّمَا أَحْيَاهُ وَمَنْ قَرَأَ تَارِيْخَهُ فَكَأَنَّمَا زَارَهُ فَقَدِ اسْتَوْجَبَ رِضْوَانَ اللهِ فِى حُزُوْرِ الْجَنَّةِ
Sungguh terdapat dalam atsar dari junjungan manusia saw, bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa membuat sejarah orang mukmin (yang sudah meninggal) sama saja ia telah menghidupkannya kembali. Dan barang siapa membacakan sejarahnya seolah-olah ia sedang mengunjunginya. Maka Allah akan menganugerahinya ridha-Nya dengan memasukkannya di surga.”
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ وَرَّحَ مُؤْمِنًا فَكَأَنَّمَا أَحْيَاهُ وَمَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا زَارَنِيْ وَمَنْ زَارَنِيْ بَعْدَ وَفَاتِيْ وَجَبَتْ لَهُ شَفَاعَتِيْ
Rasulullah saw. bersabda:  Barangsiapa membuat tarikh (biografi) seorang muslim, maka sama dengan menghidupkannya. Dan barang siapa ziarah kepada orang alim, maka sama dengan ziarah kepadaku. Dan barang siapa berziarah kepadaku setelah aku wafat, maka wajib baginya mendapat syafaatku esok di hari kiyamat. (H. R. Abu Daud dan Tirmidzi).
ذِكْرُ الْأَنْبِيَاءِ مِنَ اْلعِبَادَةِ وَذِكْرُ الصَّالِحِيْنَ كَفَّارَةٌ وَذِكْرُ الْمَوْتِ صَدَقَةٌ وَذِكْرُ اْلقَبْرِ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ
Mengingat para Nabi adalah ibadah, mengingat orang-orang sholeh adalah kafarat/tebusan (bagi dosa), mengingat mati adalah sedekah dan mengingat kubur mendekatkan kalian kepada surga. (H. R. Ad-Dailami dari Mu'adz bin Jabbal)
Dalam kitab Jala’ Adz-Dzulam ‘ala ‘Aqidat Al-‘Awam dijelaskan:


إِعْلَمْ يَنْبَغِيْ لِكُلِّ مُسْلِمٍ طَالِبُ اْلفَضْلِ وَالْخَيْرَاتِ أَنْ يَلْتَمِسَ الْبَرَكَاتِ وَالنَّفَحَاتِ وَاسْتِجَابَةِ الدُّعَاءِ وَنُزُوْلِ الرَّحْمَاتِ فِىْ حَضَرَاتِ الْأَوْلِيآءِ فِىْ مَجَالِسِهِمْ وَجَمْعِهِمْ أَحْيآءً وَأَمْوَاتًا وَعْنِدَ قُبُوْرِهِمْ وَحَالَ ذِكْرِهِمْ وَعِنْدَ كَثْرَةِ الْجُمُوْعِ فِىْ زِيَارَاتِهِمْ وَعِنْدَ مَذَاكَرَاتِ فَضْلِهِمْ وَنَشْرِ مَنَاقِبِهِمْ.
Ketahuilah seyogyanya bagi setiap muslim yang mencari keutamaan dan kebaikan, agar ia mencari berkah dan anugerah serta terkabulnya doa dan turunnya rahmat di depan para wali, di majelis-majelis dan perkumpulan mereka, baik masih hidup ataupun sudah mati, di kuburan mereka ketika mengingat mereka, dan ketika orang banyak berkumpul dalam menziarahi mereka, dan pembacaan riwayat hidup mereka (manaqiban).”
3. TAWASUL

            Tawassul memiliki arti dasar “mendekat”, sementara Wasilah adalah media perantara untuk mencapai tujuan. Tawassul yang dimaksud disini adalah mendekatkan diri kepada Allah swt dengan menggunakan perantara lain, baik nama-nama Allah (Asma'ul Husna), sifat-sifat Allah, amal shaleh, atau melalui makhluk Allah baik yang masih hidup atau telah wafat, baik dengan do'anya atau kedudukannya yang mulya disisi Allah
يآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُواْ اتَّقُواْ اللهَ وَابْتَغُواْ إِلَيهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُواْ فِي سَبِيْلِه۪ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.(Q.S. 5 Al Maa-idah 35)
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِي سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيآءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (Q.S. 3 Ali 'Imran 169)
Anak nabi Yaqub berperantara kepada ayahnya untuk dimintakkan ampun kepada Allah
قَالُواْ يَا أَبَانَا اسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا إِنَّا كُنَّا خَاطِئِيْنَ _ قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّيْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)".  Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(Q.S. 12 Yusuf 97- 98)

           
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir juz 1 halaman 292, ada beberapa hadits yang menerangkan tentang adanya perantara, ketika beliau menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 251, diantaranya adalah :

Dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah saw telah bersabda :

إِنَّ اللهَ لَيَدْفَعُ بِالْمُسْلِمِ الصَّالِحِ عَنْ مِائَةِ أَهْلِ بَيْتٍ مِنْ جِيْرَانِهِ اْلبَلَاءَ
Sesungguhnya Allah benar-benar menolak wabah (penyakit) melalui muslim yang shaleh terhadap seratus keluarga dari kalangan para tetangga.

kemudian Ibnu Umar membacakan firman Allah :

وَلَوْلاَ دَفْعُ اللهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ الأَرْضُ وَلَـكِنَّ اللهَ ذُوْ فَضْلٍ عَلَى الْعٰلمِيْنَ
Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.(Q.S. 2 Al Baqarah 251).

Dalam buku Membongkar kebohongan buku “mantan kiai NU menggugat shalawat & dzikir syirik”. Tim Bahtsul Masail PC NU Jember halaman 22 disebutkan sebuah hadits :

عَنْ أَنَسِ مَالِكٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ إِذَا قَحَطُوا اسْتَسْقٰى بِالْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ اَللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِينَا وَإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا ، قَالَ فَيُسْقَوْنَ
Dari Anas bin Malik beliau berkata : Apabila terjadi kemarau, sahabat Umar bin khoththob ra bertawasul dengan Abbas bin Abdul muththolib, kemudian berdoa “Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku berdoa kepada-Mu kami bertawasul dengan Nabi-Mu, Engkau pun menurunkan hujan kepada kami. Dan sekarang kami berdoa kepada-Mu dengan bertawasul dengan paman Nabi kami, maka berilah kami hujan.” (H.R. Bukhari no. 1010).

Dalam buku risalah ziarah kubur yang diterbitkan oleh tim kreatif masjid An-Nur Suko-Sukodono-Sidoarjo halaman 23 terdapat sebuah hadits :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ خَدِرَتْ رِجْلُهُ فَقِيْلَ لَهُ : أُذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ، فَكَأَنَّمَا نَشِطَ مِنْ عِقَالٍ
“Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, bahwa suatu ketika kaki beliau terkena mati rasa, maka salah seorang yang hadir mengatakan kepada beliau : Sebutkanlah orang yang paling anda cintai. Lalu Ibn Umar berkata : Ya Muhammad. Maka seketika itu kaki beliau sembuh”. (H.R. Bukhari dalam Adab Al-Mufrad hal. 324, dan disebutkan oleh Ibn Taimiyah dalam kitabnya Al-Kalam Al-Thayyib hal. 88)

Dari Abu Qilabah dari Abus Siman dari Tsaubah tentang sebuag hadits marfu' yaitu :

لَايَزَالُ فِيْكُمْ سَبْعَةٌ بِهِمْ تُنْصَرُوْنَ وَبِهِمْ تُطْمَرُوْنَ وَبِهِمْ تُرْزَقُوْنَ حَتّٰى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ

Masih tetap berada di antara kamu tujuh orang, berkat keberadaan mereka kalian mendapat pertolongan, berkat keberadaan mereka kalian mendapat hujan, dan berkat keberadaan mereka kalian diberi rizki hingga datang perintah Allah (yakni hari kiamat).

Dari Qatadah dari Abu Qilabah dari Abul Asyash As-San'ani dari Ubadah Ibnu Samit badwa Rasulullah saw telah bersabda :
اَلْأَبْدَالُ فِىْ أُمَّتِيْ ثَلَاثُوْنَ بِهِمْ تُرْزَقُوْنَ وَبِهِمْ تُمْطَرُوْنَ وَبِهِمْ تُنْصَرُوْنَ
Wali Abdal di kalangan umatku ada tiga puluh orang, berkat keberadaan mereka kalian di beri rizki, berkat keberadaan mereka kalian diberi hujan dan berkat keberadaan mereka kalian mendapat pertolongan.

Dalam kitab Mafahim Yajib An Tushahhah karangan Syaikh Muhammad Al-Maliki Al-Hasani halaman 107-108 terdapat beberapa hadits, diantara nya adalah :
لَنْ تَخْلُوَ اْلأَرْضُ مِنْ أَرْبَعِيْنَ رَجُلاً مِثْلَ خَلِيْلِ الرَّحْمٰنِ، فَبِهِمْ تُسْقَوْنَ وَبِهِمْ تُنْصَرُوْنَ مَا مَاتَ مِنْهُمْ أَحَدٌ إِلَّا أَبْدَلَ اللهُ مَكَانَهُ آخَرَ
Bumi tidak pernah kosong dari empat puluh orang yang seperti Khalil Al-Rahman (sahabat Allah Yang Maha Pemurah, yaitu Nabi Ibrahim as), berkat keberadaan mereka kalian di beri hujan, berkat keberadaan mereka kalian mendapat pertolongan. Tidak mati seorang pun di antara mereka kecuali Allah menggantikan posisinya dengan orang lain (H. R. Imam Thabrani dalam Al-Ausath dan isnad, derajat haditsnya hasan)

إِنَّ لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ خَلْقاً خُلِقَهُمْ لِحَوَائِجِ النَّاسِ يَفْزَعُ إِلَيْهِمُ النَّاسُ فِىْ حَوَائِجِهِمْ أُولَئِكَ اْلآمِنُوْنَ مِنْ عَذَابِ اللهِ تَعَالٰى
Sesungguhnya Allah swt mempunyai mahluk yang diciptakan-Nya untuk (memenuhi) kebutuhan manusia. Banyak orang yang pergi menemuinya untuk (memenuhi) kebutuhannya. Mereka itulah orang-orang yang aman dari siksa Allah swt. (H. R. Imam Thabrani, dalam Al-Kabir, dan Abu Nu'aim serta Al-Qadha'i. Derajat haditsnya hasan)

4. DO'A

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. (Q.S. 40 Gafir/mu'min 60)

4. MEMBACA AL-QUR'AN

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُه۫ زَادَتْهُمْ إِيْمَاناً وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (Q.S. 8 Al Anfaal 2)
 
عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  rيَقُوْلُ اِقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ
Dari Abu Umamah Al-Bahily ra ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda : Bacalah Al-Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya (H. R. Muslim no. 1910).
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.
Dari Abdullah bin Mas’ud ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.(H.R. Tirmidzi no. 3158)
5. BACA SHALAWAT

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْماً
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S. 33 Al Ahzab 56)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ  مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا.
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Barang siapa membaca shalawat kepadaku sekali, maka Allah akan memberinya shalawat (rahmat) sepuluh kali” (H. R. Muslim no. 939)

6. MAJLIS ILMU

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِي الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوْا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadany, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. 9 At Taubah 122)

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q.S. 58 Al Mujaadilah 11)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah saw bersabda : Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang muslim. (H. R. Ibnu Majah, Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, Ibnu Adi)
7. BERSEDEKAH
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشآءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَه۫ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُه۫ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.(Q.S. 34 Saba' 39)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw bersabda: "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya." (H.R. Muslim no. 6757).

8. MENGHORMATI / MEMULIAKAN TAMU

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda : Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka hendaklah menyambung tali silaturrohim dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka hendaklah ia berkata baik atau diam (H. R .Bukhari no. 6138)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar