Minggu, 23 Agustus 2015

Dalil tabarruk (ngalap berkah) dari air dan sisa minum Nabi




وَقَالَ أَبُو مُوْسٰى دَعَا النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَدَحٍ فِيْهِ مَاءٌ ، فَغَسَلَ يَدَيْهِ وَوَجْهَهُ فِيْهِ، وَمَجَّ فِيْهِ ثُمَّ قَالَ لَهُمَا اشْرَبَا مِنْهُ ، وَأَفْرِغَا عَلىٰ وُجُوْهِكُمَا وَنُحُوْرِكُمَا
“Dari Abi Musa, beliau berkata: “Rasulullah mengambil air pada sebuah tempat. Beliau membasuh kedua tangan dan wajahnya. Dan memuntahkan air itu ke dalamnya. Kemudian beliau bersabda pada keduanya : ‘Minumlah kalian berdua dari (air) itu, dan sisakanlah untuk muka dan leher kalian berdua”. (H.R. Bukhari no. 188)

            Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Baari (Syarah Shahih Bukhari) menerangkan :

 ( وَمَجَّ فِيْهِ )  أَيْ : صَبَّ مَا تَنَاوَلَهُ مِنَ الْمَاءِ فِي الْإِنَاءِ ، وَالْغَرَضَ بِذٰلِكَ إِيْجَادِ الْبَرَكَةِ بِرِيْقِهِ الْمُبَارَكِ
“(dan memuntahkan air itu ke dalamnya), yakni beliau menumpahkan kembali air yang telah dipakainya itu ke dalam bejana. Adapun maksud dari perbuatan ini adalah untuk keberkahan air tersebut, sebab air liur beliau saw penuh berkah”. (Fathul Baari, Syarah Shahih Bukhari juz 1 halaman 300)
حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ عَبْدِ اللهِ قَالَ حَدَّثَنَا يَعْقُوْبُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ سَعْدٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِى عَنْ صَالِحٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِى مَحْمُوْدُ بْنُ الرَّبِيْعِ قَالَ وَهُوَ الَّذِى مَجَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى وَجْهِهِ وَهُوَ غُلاَمٌ مِنْ بِئْرِهِمْ . وَقَالَ عُرْوَةُ عَنِ الْمِسْوَرِ وَغَيْرِهِ يُصَدِّقُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا صَاحِبَهُ وَإِذَا تَوَضَّأَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَادُوا يَقْتَتِلُوْنَ عَلىٰ وَضُوْئِهِ
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah berkata, telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’di berkata, telah menceritakan kepada kami ayahku dari Shalih dari Ibnu Syihab, ia berkata, telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Rabi’ dan dialah orang yang disemprot mukanya oleh Rasulullah saw dengan air dari mulutnya pada saat ia masih kanak-kanak, di mana air tersebut berasal dari sumur milik mereka. Urwah berkata dari Al-Miswar dan lainnya, yang mana setiap salah satu dari mereka membenarkan yang lainnya. Dan apabila Nabi saw berwudhu, mereka hampir-hampir saling membunuh untuk merebutkan air sisa wudhu beliau saw. (H.R. Bukhari no. 189)

            Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Baari (Syarah Shahih Bukhari) menerangkan :

( كَانُوْا يَقْتَتِلُوْنَ ) كَذَا لِأَبِي ذَرٍّ وَلِلْبَاقِيْنَ كَادُوْا بِالدَّالِ وَهُوَ الصَّوَابُ لِأَنَّهُ لَمْ يَقَعْ بَيْنَهُمْ قِتَالِ، وَإِنَّمَا حَكٰى ذٰلِكَ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُوْدُ الثَّقَفِيِّ لَمَّا رَجَعَ إِلٰى قُرَيْشٍ لِيُعْلِمَهُمْ شِدَّةِ تَعْظِيْمٍ الصَّحَابَةِ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  وَيُمْكِنُ أَنْ يَكُوْنَ أَطْلَقَ الْقِتَالُ مُبَالَغَةِ .
كَانُوا يَقْتَتِلُوْنَ (mereka hampir saling membunuh). Demikian riwayat Abu Dzar, sedangkan yang lainnya menyebutkan كَادُوْا (hempir-hampir mereka) dan inilah yang benar, karena tidak pernah terjadi mereka saling membunuh denga sebab memperebutkan air wudhu saw. Hanya saja keterangan seperti itu diriwayatkan oleh Urwah bin Mas’ud Al-Tsaqafi ketika kembali menemui kaum Quraisy untuk memberitahukan kepada mereka kehebatan  para sahabat dalam mengagungkan Nabi saw. Adapun kemungkinan perkataan saling membunuh hanyalah untuk memberi gambaran penyangatan.  (Fathul Baari, Syarah Shahih Bukhari juz 1 halaman 301)

حَدَّثَنَا أَبُوْ عَامِرٍ الْأَشْعَرِيُّ وَأَبُوْكُرَيْبٍ جَمِيْعًا عَنْ أَبِي أُسَامَةَ قَالَ أَبُوْ عَامِرٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ حَدَّثَنَا بُرَيْدٌ عَنْ جَدِّهِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوْسٰى قَالَ كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ نَازِلٌ بِالْجِعْرَانَةِ .... ثُمَّ دَعَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَدَحٍ فِيْهِ مَاءٌ فَغَسَلَ يَدَيْهِ وَوَجْهَهُ فِيْهِ وَمَجَّ فِيْهِ ثُمَّ قَالَ اشْرَبَا مِنْهُ وَأَفْرِغَا عَلىٰ وُجُوْهِكُمَا وَنُحُوْرِكُمَا وَأَبْشِرَا فَأَخَذَا الْقَدَحَ فَفَعَلَا مَا أَمَرَهُمَا بِهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَادَتْهُمَا أُمُّ سَلَمَةَ مِنْ وَرَاءِ السِّتْرِ أَفْضِلَا لِأُمِّكُمَا مِمَّا فِي إِنَائِكُمَا فَأَفْضَلَا لَهَا مِنْهُ طَائِفَةً
Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al-Asy'ari dan Abu Kuraib seluruhnya dari Abu Usamah berkata; Abu 'Amir Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah; Telah menceritakan kepada kami Buraid dari Kakeknya Abu Burdah dari Abu Musa dia berkata; "Saya pernah berada di sisi Rasulullah saw ketika beliau tengah singgah bersama Bilal di Ji'ranah, …..  Setelah itu Rasulullah saw meminta segelas air. Lalu beliau basuh kedua tangan dan wajahnya dengan air tersebut. Kemudian beliau meludah ke dalam air itu seraya berkata kepada Abu Musa dan Bilal: 'Minumlah air ini hai Aba Musa dan Bilal. Setelah itu, tuangkanlah air tersebut untuk membasuh wajah dan leher kalian. Kemudian sampaikanlah kabar gembira tentang Islam kepada laki-laki itu.  Keduanya mengambil gelas tersebut dan segera melaksanakan apa yang telah diperintahkan Rasulullah kepada mereka. Tak lama kemudian, Ummu Salamah, istri Rasulullah, memanggil Abu Musa dan Bilal dari balik tabir; 'Hai Bilal dan Abu Musa, sisakanlah air tersebut untukku (ibu kalian)' Akhirnya mereka menyisakan air tersebut untuk Ummu Salamah. (H.R. Muslim no. 6561).

            Jelaslah bagi kita, bahwa Rasulullah saw menyuruh meminum air yang telah terkena ludah beliau kepada sahabat beliau  tidak lain adalah agar sahabat beliau mendapat berkah dari air itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar