Jumat, 24 Juli 2015

tata cara ziarah kubur






            Di dalam Islam, ziarah kubur merupakan bagian dari kegiatan keagamaan. Ziarah kubur, terutama ke makam para Nabi dan orang-orang shaleh, memiliki banyak keutamaan dan juga membawa pengaruh yang baik bagi rohani para peziarah.

            Melihat kompleks pemakaman, gundukan tanah di atasnya dan batu nisan tersusun rapi, akan membuat hati yang keras menjadi lembut dan tergerak untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian. Demikian itulah memang salah satu tujuan dan hikmah ziarah kubur yang disyariatkan oleh Islam.

Imam Qurthubi, seorang mufassir besar di dalam tafsirnya menyebutkan : “Para ulama menyebutkan bahwa barang siapa ingin mengobati penyakit hatinya dan menundukkan nafsunya dengan belenggu ketaatan kepada Allah, maka hendaknya dia banyak mengingat kematian…. yang dapat menghancurkan aneka kenikmatan, mencerai-beraikan berbagai perkumpulan dan membuat anak lelaki maupun wanita menjadi yatim…. Menyaksikan orang-orang yang akan meninggal dunia (sekarat) dan menziarahi kubur kaum muslimin.”

            Alhamdulillah, di Indonesia ziarah kubur ke makam para wali telah mendarah daging dan menjadi salah satu bagian dari kehidupan yang tidak terpisahkan. Namun masih ada sebagian kecil orang yang berpandangan buruk terhadap upaya para peziarah. Agar tidak terjadi salah pandang atas berbagai kegiatan para peziarah, maka mari kita pelajari bersama dalil-dalil yang berhubungan dengan ziarah kubur.

MELURUSKAN NIAT

        Sebelum berziarah, seorang muslim harus menetapkan niat yang baik, niat beribadah kepada Allah, karena pada dasarnya ziarah kubur itu adalah perintah Allah melalui Rasul-Nya. Imam Qurthubi di dalam tafsirnya menyatakan : “Hendaknya ketika berziarah, seseorang berniat untuk menggapai keridhaan Allah, memperbaiki hati yang rusak atau memberikan manfaat kepada mayit dengan membaca Al-Qur’an atau berdo’a di makamnya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar