Rabu, 09 Desember 2015

Keutamaan umat Muhammad saw



Seyogyanya kita harus bersyukur kepada Allah swt. atas dijadikannya kita sebagai umat Muhammad saw. meskipun postur tubuhnya kecil-kecil, badannya lemah, dan usianya pendek, tapi kita diberi keistimewaan dan beberapa kemulyaan oleh Allah swt. dibanding dengan umat-umat nabi sebelumnya, yang pada umumnya postur tubuhnya besar dan tinggi, badannya kuat dan usianya panjang. Ini semua tidak lain karena sifat Rahman dan Rahim Allah swt. yang telah diberikan kepada umat Muhammad saw.

     Beberapa keistimewaan dan kemul-yaan yang diberikan Allah swt. kepada umat Muhammad saw. adalah :

     Abu Laits Samarqandy meriwayatkan dari Muqatil Sulaiman bahwa Nabi Musa pernah bermunajat kepada Allah swt. “Ya Tuhan, di dalam Al Wah dimuat adanya suatu umat yang dapat memberi syafa’at dan diterima syafaatnya, jadikanlah mereka umatku. Jawab-Nya : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’ Ya Tuhan disebut pula umat yang tebusan dosanya cukup shalat 5 waktu, jadikanlah mereka umatku. Jawab-Nya : Mereka itu adalah umat Muhammad.’ Ya Tuhan disebut pula umat yang akan memberantas kebatilan, hingga Dajjal dibunuhnya, jadikanlah mereka umatku. Jawab-Nya : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’ Ya Tuhan disebut pula umat yang bersucinya dengan air dan debu, jadikanlah mereka umatku. Jawab-Nya : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’ Ya Tuhan disebut pula umat yang boleh menerima sedekah dan meni’mati (memakan)nya, padahal umat terdahulu harus membakarnya dengan api, jadikanlah mereka umatku. Jawab-Nya : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’ Ya Tuhan disebut pula jika sudah berniat dalam kebaikan, tetapi belum dilaksanakan, tetap dicatat satu kebaikan, bahkan 10 kebaikan jika dilakukan kebaikan itu, dan digandakan hingga 700 lebih, dan jika niat berbuat jahat tidak dianggap berdosa jika tidak dilaksanakan, dan ditulis hanya satu kejahatan jika telah berbuat, jadikanlah mereka umatku. Jawab-Nya : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’  Ya Tuhan disebutkan pula adanya umat yang dimasukkan surga tanpa hisab sebanyak 70.000 orang, jadikanlah mereka umatku. Jawab-Nya : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’

     Riwayat Ma’mar Qatadah menam-bahkan : Ya Rabbi, disebut pula mereka sebaik-baik umat, karena amar ma’ruf nahi mungkar, jadikanlah mereka umatku. Jawab-Nya : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’ Ya Tuhan mereka akhir masanya, tetapi di hari Qiyamat terdahulu, jadikanlah mereka umatku. Jawab-Nya : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’ Ya Tuhan kitab-Mu di dada mereka (mereka hafal di luar kepala), tetapi mereka membacanya dengan melihat (binnadhor), jadikan-lah mereka umatku. Jawab-Nya : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’  Bahkan Nabi Musa menginginkan dijadikan umat Muhammad. Jawab-Nya (Allah berfirman): ‘Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur. (Q.S. Al-A’raaf : 144). Dan di antara  kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan. (Q.S. Al-A’raaf : 159). Maka dengan jawaban Tuhan ini, Musa merasa lega dan puas (ridla).

     Diceritakan, satu saat Saidina Umar bin Khattab memberi pinjaman pada orang Yahudi, dan ia sewaktu bertemu di tengah jalan berkata : “Demi Allah yang memilih Abul Qasim (Muham-mad) atas semua manusia, kini kamu tidak akan kulepaskan sebelum membayar hakku.” Jawab Yahudi : “Tidak, Allah tidak memilih Abul Qasim atas semua manusia.” Lalu Yahudi itu dipukul pipinya. Kemudian keduanya pergi menghadap kepada Nabi saw. Yahudi itu berkata : “Allah telah memilihmu di atas semua makhluk benarkah kata Umar itu?” Jawabku (kata orang Yahudi) : “Allah tidak memilihmu atas semua manusia. Lalu Umar memukulku.” Kemudian beliau bersabda : “Hai Umar, mintalah maaf kepadanya atas pukulanmu itu.” Dan sabdanya pula “Benar hai Yahudi, bahwa Adam adalah Shafi’ullah, dan Ibrahim Khalilullah, Musa Nabiyullah, ‘Isa Ruhullah dan aku Habibullah, dan memang betul ada dua sebutan  (asma’) bagi Allah, pegangan umatku, yaitu :

1. Allah disebut dengan AS-SALAAM sedangkan  umatku disebut dengan MUSLIMIN.
2. Allah disebut dengan AL-MUKMIN sedangkan umatku disebut dengan MUKMININ.

     Dan memang betul, ada suatu hari yang disimpan Allah untuk kami, yaitu hari JUM’AH, maka hari ini untuk kami, besok untuk kamu, dan lusa untuk orang Nasrani. Memang betul kau datang dahulu dan kami akhir, tetapi kami kelak di hari Kiamat bahkan terdahulu. Hai Yahudi, surga haram bagi semua Nabi, sebelum aku memasukinya (terlebih dahulu), dan diharamkan pula surga bagi semua umat manusia, sebelum umatku memasukinya (terlebih dahulu).”

     Diantara juga Allah swt. memberi kemulyaan kepada umat Muhammad saw. dengan 5 kemulyaan, yaitu :

1.  Dijadikan lemah, agar tidak sombong
2. Dibuat kecil-kecil, agar tidak terlalu berat menanggung beban : ‘Makan, minum, pakaian dan lain-lain sarana untuk beribadah kepada-Nya.’
3. Diperpendek masa hidup (umur)nya, agar tidak terlalu banyak kesempatan berbuat maksiat    (dosa).
4. Dijadikan fakir miskin, agar tidak terlalu berat tanggungan hisabnya kelak di akhirat.
5. Dijadikan umat terakhir, agar tidak terlalu lama menunggu di alam kubur (karena pekerjaan paling berat adalah menunggu/menanti).

     Diceritakan bahwa Nabi Adam berkata : “Sesungguhnya Allah swt. memberi 4 macam kemulyaan kepada umat Muhammad saw. yang tidak diberikan kepadaku, yaitu :

1.  Penerimaan tobatku di Mekkah, sedangkan  umat Muhammad bisa tobat di mana saja.
2. Aku berpakaian ketika melakukan dosa, kemudian Allah menjadikanku telanjang bulat. Sedangkan umat Muhammad tetap diberi pakaian, meskipun ia melakukan dosa dalam keadaan telanjang.
3. Ketika aku berbuat dosa, Allah memisahkan aku dari istriku (Adam di daerah India, Hawa di daerah  Jeddah) sedangkan umat Muhammad yang berbuat dosa tidak dipisahkan dengan istrinya.
4. Aku berbuat dosa di surga lalu Allah mengusirku dari surga, sedangkan umat Muhammad berbuat dosa di luar surga, tapi Allah tetap memasukkan mereka ke dalam surga apabila mereka mau bertobat.

“Diharamkan
pula surga bagi
semua umat manusia,
sebelum umatku
memasukinya
(terlebih dahulu).”

     Diantara kemulyaan umat Muham-mad saw. lainnya adalah  menjadi saksi bagi umat-umat terdahulu, hal ini telah diceritakan dalam sebuah hadits. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda : “Manusia pertama yang dipanggil kelak di hari Kiamat adalah Nabi Nuh as. dan umatnya, ditanya : ‘Apakah kau telah menyampaikan wahyuku?’ Jawabnya : ‘Ya benar Tuhan.’ Lalu umatnya ditanya ‘Apakah benar Nuh menyampaikan wahyu (risalah) Allah kepada kalian?’ Jawab mereka ‘Demi Allah tidak benar, seandainya Tuhan mengutus seorang Rasul kepada kami, pasti kami akan mengikuti ayat-ayat-Mu, dan beriman (menjadi orang mukmin), maka ia tidak menyampaikan risalah-Mu kepada kami.’ Lalu Nabi Nuh as. diberitahu bahwa kaum (masyarakat)nya mem-bantah : ‘Kamu tidak pernah menyampaikan risalah-Ku kepada mereka, apakah kamu punya saksi untuk mereka (menyangga bantahannya)?’ Jawab Nabi Nuh as. ‘Ya, punya saksi’ Lalu siapa saksi itu? Jawab Nabi Nuh ‘Umat Muhammad saw.’ Kemudian umat Muhammad dipanggil, dan ditanya. Jawab mereka : ‘Ya benar, Nabi Nuh as. telah menyampaikan risalah-Mu kepada umatnya.’ Selanjutnya mereka (kaum Nabi Nuh) bartanya : ‘Apakah dasar kalian tentang persaksian ini, padahal kami adalah umat terdahulu, sedangkan kalian hidup kemudian (terakhir)?’ Umat Muhammad menjawab : ‘Kami ber-saksi bahwa Allah telah mengutus seorang Rasul kepada kami, dan Allah menurunkan kepadanya kitab (Al-Qur’an) yang didalamnya juga  (setengahnya) menuturkan sejarah keadaan kalian (umat terdahulu). Firman Allah : “Dan demikian (pula) Kami menjadikan kamu (umat Islam), umat yang pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (Q.S. Al-Baqarah : 143)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar