Kamis, 03 September 2015

Surga dengan amal atau rahmat?



      Mengenai masalah ini, terjadi ikhtilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama, disebabkan adanya dua dalil, yaitu Al-Qur'an dan hadits yang secara sepintas kelihatannya bertentangan.
            Menurut dzahir nash Al-Qur'an, bahwa masuk surga karena amal ibadahnya, hal ini dapat kita temukan pada beberapa ayat dalam Al-Qur'an antara lain :

الَّذِيْنَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلآئِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".(Q.S. 16 An-Nahl 32)   
  
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ وَقَالُواْ الْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَـذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللهُ لَقَدْ جَاءتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُواْ أَن تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (Q.S. 7 Al A'raaf 43)
            Menurut dzahir nas hadits Nabi saw, bahwa amal ibadah tidak dapat memasukkan seseorang ke dalam surga, bahkan tidak pula menjauhkan seseorang dari adzab api neraka, melainkan karena rahmat Allah semata. Hal ini di sebutka dalam beberapa hadits, di antaranya adalah :
 عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ  لاَ يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَلاَ يُجِيْرُهُ مِنَ النَّارِ وَلاَ أَنَا إِلاَّ بِرَحْمَةٍ مِنَ اللهِ
Dari Jabir, ia berkata : Saya pernah mendengar Nabi saw bersabda : Amal shaleh seseorang di antara kamu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga dan tidak dapat menjauhkannya dari adzab api neraka dan tidak pula aku, kecuali dengan rahmat Allah (H. R.Muslim no. 7299)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ. قَالُوْا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِىَ اللهُ مِنْهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ
Dari Abu Hurairah,ia berkata : Rasulullah saw telah bersabda : Amal shaleh seseorang di antara kamu sekali-kali tidak dapat memasukkannya ke dalam surga. Mereka (para sahabat) bertanya : Wahai Rasulullah, tidak pula engkau? Rasulullah menjawab : Tidak pula aku, kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepadaku. (H. R. Muslim no. 7294 dan Bukhari no. 5673).
            Sebenarnya bila dalil-dalil Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi tersebut dianalisis agak mendalam, tidaklah terdapat pertentangan, melainkan dapat kita kompromikan.
            Untuk lebih jelasnya perhatikan komentar dua tokoh ulama. Yang satu terkenal sebagai pakar dalam bidang tafsir, sedangkan yang kedua terkenal pakar dalam bidang fikih dan hadits, yaitu :
1. Imam Ahmad Ash-Shawi Al-Maliki, dalam kitab tafsirnya Ash-Shawi, ketika mengkompromikan kedua dalil tersebut, beliau berkata :
إنْ كُنْتَ وَرَدَ فِى الْحَدِيْثِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال  لَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ أَحَدٌ بِعِمْلِهِ. قِيْلَ وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِىَ اللهُ بِرَحْمَتِهِ. أُجِيْبُ بِأَنَّ اْلآيَةَ مَحْمُوْلَةٌ عَلَى اْلعَمَلِ الْمَصْحُوْبِ بِاْلفَضْلِ وَالْحَدِيْثَ مَحْمُوْلٌ عَلَى الْعَمَلِ الْمُجَرَّدِ عَنْهُ
Jika engkau berkata, telah terdapat keterangan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah saw telah bersabda : Seseorang sekali-kali tidak dapat masuk surga dengan sebab amalnya, Rasulullah ditanya, dan tidak pula engkau, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab : Dan akupun tidak, kecuali Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Lalu Imam Ash-Shawi menjawab : Bahwasanya amal yang tersebut dalam ayat Al-Qur'an itu adalah amal yang disertai dengan fadhal (karunia Allah), sedangkan amal yang dimaksud dalam hadits Nabi itu adalah amal yang tidak disertai karunia Allah. (Tafsir Shawi,  juz II halaman 75)
2. Imam Muhyiddin An-Nawawi dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim, ketika mengkompromikan kedua dalil tersebut di atas, beliau menjelaskan :
وَفِي ظَاهِرِ هَذِهِ الْأَحَادِيْثِ : دَلَالَةٌ لِأَهْلِ الْحَقِّ أَنَّهُ لَا يَسْتَحِقُّ أَحَدٌ الثَّوَابَ وَالْجَنَّةَ بِطَاعَتِهِ ، وَأَمَّا قَوْلُهُ تَعَالَى : (اُدْخُلُوا الْجَنَّة بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوَنَ) (وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ) وَنَحْوُهُمَا مِنَ الْآيَاتِ الدَّالَّةِ عَلَى أَنَّ الْأَعْمَالَ يُدْخِلُ بِهَا الْجَنَّةَ ، فَلَا يُعَارِضُ هَذِهِ الْأَحَادِيْثَ ، بَلْ مَعْنَى الْآيَاتِ : أَنَّ دُخُوْلَ الْجَنَّةِ بِسَبَبِ الْأَعْمَالِ ، ثُمَّ التَّوْفِيْقُ لِلْأَعْمَالِ وَالْهِدَايَةُ لِلْإِخْلَاصِ فِيْهَا ، وَقَبُوْلُهَا بِرَحْمَةِ اللهِ تَعَالَى وَفَضْلِهِ
Dan dalam kenyataan hadits-hadits ini ada petunjuk bagi ahli haq, bahwasanya seseorang tidak berhak mendapat pahala dan surga karena amal ibadahnya. Adapun firman Allah Ta'ala : "Masuklah kamu ke dalam surga iru disebabkan apa yang telah kamu kerjakan", dan "Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang telah kamu kerjakan" dan seumpama keduanya dari beberapa ayat Al-Qur'an yang menunjukkan bahwanya amal ibadah itu dapat memasukkan ke dalam surga,maka firman Allah itu tidak bertentangan dengan beberapa hadits ini. Akan tetapi ayat-ayat itu berarti, bahwasanya masuknya seseorang ke dalam surga karena amal ibadahnya, kemudian mendapat taufik untuk melakukaan amal ibadah itu dan mendapat hidayah untuk ikhlas dalam ibadah sehingga diterima di sisi Allah adalah berkat rahmat Allah dan karunia-Nya. (Kitab Syarah Shahih Muslim, juz XVII, halaman 160 - 161).
            Jadi kesimpulannya adalah seseorang masuk surga berkat amal ibadahnya dan dengan adanya rahmat Allah serta karunia-Nya, ia diberi taufik untuk beramal dan diberi hidayah agar ia ikhlas dalam beramal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar