Rabu, 19 Agustus 2015

tiga potensi manusia yang dibawa sejak lahir



      
Allah s.w.t telah memuliakan manusia dari makhluk-Nya. Manusia dimuliakan Allah s.w.t dengan dilengkapi dengan tiga potensi yang urgen berupa hati, akal dan jasad.

     Dengan hati, manusia dapat membedakan mana yang haq dan mana yang batil, mana yang benar dan mana yang salah,  mana yang indah dan mana yang buruk Jika hati manusia bersih, maka ia akan selalu menerima yang haq, mene-rima yang benar dan menerima yang indah, dan begitu pula sebaliknya.

     Dengan akal, manusia dapat mencari ilmu pengetahuan, dapat menemukan dan menciptakan segala sesuatu. Akal yang sehat akan selalu melahirkan ilmu yang bermanfaat, dan menciptakan se-gala sesuatu yang mempunyai kemashlahatan bagi manusia lainnya, dan begitu pula sebaliknya.

     Dengan jasad, manusia dapat beramal sholeh. Manusia yang sholeh selalu berusaha apa yang dilakukannya bisa mendatangkan manfaat, baik bagi dirinya, keluar-ganya, masyarakatnya, agamanya, nusa dan bangsanya.

     Tiga potensi yang dianugerah-kan Allah s.w.t tersebut hendaknya kita aktualisasikan dalam kehidupan kita di dunia ini sebagai wujud syukur kita kepada Allah s.w.t. Bukankah Allah s.w.t telah menciptakan manusia di muka bumi ini untuk beribadah kepada-Nya ? Nah, amal sholeh merupakan cerminan dari ibadah kita kepada Allah swt.

     Ibadah harus didasari dengan keikhlasan dalam pelaksanaan-nya. Orang yang ikhlas dalam beribadah akan beruntung. Allah swt. berfirman :

    
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ke-taatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menu-naikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Q.S. 98 Al Bayyinah 5)
     Rasa ikhlas akan terasa berat bagi orang yang belum men-dapatkan hidayah dari Allah swt. Oleh karena itu kita selalu memohon kepada Allah s.w.t untuk selalu diberikan hidayah (petunjuk) kepada jalan yang lurus.
      Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. 1 Al Faatihah 6-7)
  
       Hidayah Allah s.w.t akan diberikan kepada hamba-Nya yang benar-benar pilihan. Hamba yang terpilih untuk mendapatkan hida-yah Allah s.w.t adalah hamba yang beruntung. Siapakah orang-orang yang beruntung itu ? Allah swt. berfirman :

    
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. 103 Al 'Ashr 1-3)
     Dari ayat tersebut jelaslah bahwa manusia yang beruntung itu adalah Pertama: Manusia yang beriman kepada Allah s.w.t. Nah, keimanan itu paling tidak harus diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan. Orang yang beriman dan tidak mau beramal, maka keimanannya belum sempurna. Orang yang beriman hanya diyakini dalam hati saja, maka keimanannya belum sempurna. Orang yang beriman hanya diucapkan saja, maka keimanannya belum sempurna. Kedua: Orang-orang yang ber-amal sholeh. Amal sholeh adalah amal kebaikan. Orang yang selalu beramal sholeh, maka hidupnya akan mulia. Oleh karena itu hiasilah hidup ini dengan amal sholeh. Ketiga: Nasehat mena-sehati dalam kebenaran dan kesabaran. Nasehat itu sangat diperlukan. Seseorang itu tidak bisa terlepas dari nasehat. Dengan nasehat, seseorang bisa terselamatkan dari kesesatan dan kedholiman. Dan dengan nasehat pula seseorang bisa meningkat keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah swt.
     Pada dasarnya, semua orang menginginkan hidupnya beruntung. Untuk mendapatkan kebe-runtungan itu tentu melalui perjuangan yang tidak mudah sebagaimana membalikkan tela-pak tangan. Orang yang berun-tung harus mau berkorban. Pengorbanan itu memerlukan latihan.

     Pengorbanan itu banyak macam dan ragamnya; pengor-banan dalam bentuk waktu, pengorbanan dalam bentuk tenaga, pengorbanan dalam ben-tuk harta dan bahkan pengor-banan dalam bentuk jiwapun diperlukan untuk menegakkan kalimatullah al-haq.
     Kita sadari, bahwa manusia hidup di dunia ini hanyalah sementara. Maka janganlah kita terpedaya dengan kehidupan dunia yang penuh dengan macam ragamnya. Maka janganlah kita salah dalam memilih macam ragam kehidupan dunia. Kita harus menentukan, mana yang baik, mana yang haq itulah yang harus kita dekati dan kita ambil. Dan mana yang jelek, mana yang batil itulah yang harus kita jauhi dan kita tinggalkan.
     Kita jadikan kehidupan di dunia yang sementara ini untuk mencapai kehidupan akherat yang kekal abadi. Seorang yang beriman, tentunya akan berfikir panjang, karena ia tahu bahwa nanti ia akan berjumpa dengan kehidupan akherat. Ia selalu berhati-hati dalam berbuat, berucap dan bertingkah laku di dunia ini. Karena semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah s.w.t dalam kehidupan akherat nanti.
     Orang yang beriman, akan berbeda dengan orang yang tidak beriman. Perbedaannya yang nampak jelas adalah orang yang beriman itu memiliki orientasi yang jauh yaitu akherat, sedang-kan orang yang tidak beriman orientasinya hanyalah dunia saja dan mengesampingkan kehidupan akherat. Ia lebih banyak mengejar materi saja, dan melupakan rohaninya. Padahal, kebahagiaan itu meliputi kebahagiaan dunia dan akherat, kebahagiaan jasmani dan rohani. Orang yang hanya mementingkan kebahagiaan dunia saja, maka kebahagiaannya tidak seimbang. Orang yang hanya mementingkan materi saja, maka kehidupannya tidak seimbang. Seharusnya kebahagiaan dunia akherat dan kebahagiaan jasmani rohani harus ada dalam diri seseorang yang mencari keba-hagiaan yang hakiki.
     Allah swt. menciptakan kehi-dupan dunia ini adalah sebagai ujian bagi manusia untuk me-nentukan siapa yang paling baik amalnya dan siapa yang bisa menjaga ketiga potensi yang diamanatkan Allah s.w.t berupa hati, akal dan jasad. Bagi orang-orang yang bisa menjaga amanat yang Allah s.w.t berikan, maka ia akan menjadi mulia di sisi Allah s.w.t, dan begitu pula sebaliknya. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar