Kamis, 06 Agustus 2015

MARHABAN YA RAMADHAN 2





     Sebagai kelanjutan dari tulisan minggu lalu, Maka hendaklah kita harus memperhatikan puasa kita, untuk itu kita harus berhati-hati jangan sampai menjalankan perkara yang membatalkan atau menghilangkan pahalanya, se-hingga puasa itu tidak diterima  di sisi Allah. Kelak seorang yang di dhalimi  akan mengambil bebe-rapa pahala kebaikan  orang yang mendhalimi. Di saat itu  Allah ber-firman : “Puasa itu milik-Ku dan Aku-lah yang membalasnya.” Oleh karena itu janganlah merusak amal perbuatan yang begitu agung dengan jalan mengabaikan ter-hadap batas-batas larangan Allah. Tinggalkanlah diwaktu Ramadhan perbuatan melanggar ajaran agama atau hati yang keras, sebab bulan Ramadhan adalah bulan kejernihan dan beribadah dengan penuh kesetiaan.

      Sabda nabi saw dalam hadits kudsi : “Setiap amal baik yang dikerjakan manusia, pahalanya ber-lipat ganda mulai 10 sampai 700 x, kecuali puasa, sebab ia bagi-Ku dan Aku pulalah yang berhak membalas dengannya.”

      Dalam menanggapi hadits di atas, para ulama’ berbeda pen-dapat, dengan alasan segala amal itu bagi-Nya, dan Dialah yang berhak membalasnya.

      Diantara buah pikiran mereka, adalah sebagai berikut :
1

1. Bahwasanya puasa tiada ter-simpan unsur riya’, seperti juga amal-amal ibadah lainnya, karena riya’ itu diantara sifat-sifat manusia, padahal puasa suatu ibadah di dalam hati, sedang amal-amal lain memer-lukan gerakan anggota badan. Jadi puasa adalah suatu bentuk ibadah rahasia dari manusia.
2.  Yang mengetahui secara pasti, tentang besarnya pahala dan melipat gandakannya, hanyalah Allah sendiri. Berbeda dengan amal-amal ibadah lainnya, yang terkadang dapat diperkirakan oleh sementara orang yang ahli.
3.  Diartikan bahwa puasa adalah ibadah yang paling dicintai oleh Allah swt.
4.  Disandarkannya (puasa) pada-Nya, yaitu menempatkan iba-dah tersebut pada tingkat mulia.
5.  Bahwasanya tiada hajat makanan dan pemenuhan syahwat lainnya, adalah setengan dari sifat-sifat Tuhan, maka ketika pelaku puasa mendekatkan diri dengan sesuatu yang cocok dengan sifat-sifat Allah, lalu disandarkan pada-Nya.
6.  Bahwasanya  segala amal iba-dah dipenuhi darinya, tuntutan-tuntutan manusia lain, kecuali puasa.
      Berpuasa dapat diartikan berperang dengan musuh Allah, yaitu berperang menundukkan syahwat, sebab penghubung setan ialah syahwat, dan syahwat menjadi tegar akibat makan-minum, maka dengan cara puasa inilah musuh dapat ditundukkan, tekanan syahwat dan makan minum dikurangi.
      Sehubungan dengan perang penundukuan nafsu syahwat, telah diceritakan dalam proses diwajibkannya puasa, yaitu : Bahwasanya Allah swt, setelah selesai menciptakan akal, berfir-man : Hai akal menghadaplah kamu kepada-Ku, maka dengan segera akal menghadap-Nya. Lalu Allah menyuruhnya : Mundurlah hai akal, maka ia segera mundur mentatati perintah Allah. Ke-mudian Allah bertanya  : Hai akal, siapakah sebenarnya kamu dan Aku ini ? Jawabnya : Ya Allah Engkaulah Tuhan sesembahanku, sedang aku hanyalah seorang hamba-Mu yang lemah. Akhirnya ia dipuji oleh Allah dengan firman-Nya : Hai akal tiada makhluk yang Kuciptakan lebih mulia diban-dingkan kamu.
       Kemudian Allah ciptakan pula nafsu, dan ketika ia disuruh menghadap Allah, sepatah kata-pun tiada jawaban darinya, bahkan ketika ditanya : Siapa kamu, dan siapa Aku ? Jawabnya : Aku ya aku, Kamu ya Kamu. Maka dengan demikian ia patut menjalani hukuman , akibat tidak tahu diri, ia disiksa dilemparkan ke dalam kobaran api neraka jahanam selama 100 tahun dan setelah habis masa hukumannya, ia dikeluarkan dari neraka, lalu ditanya : Siapa sebenarnya engkau, dan siapa pula Aku ? Jawabnya tiada berbeda dengan dulu : Aku ya aku, Engkau ya Engkau.

     Akhirnya ia dihukum lagi, tapi kali ini ia dilemparkan ke dalam neraka lapar selama 100 tahun. Sehabis masa hukumannya ia ditanya lagi tentang diri dan Penciptanya, maka berkat huku-man lapar (puasa) ia mengaku bahwa dirinya adalah seorang hamba yang lemah, dan Allah Tuhannya. Itulah sebabnya Allah mewajibkan puasa baginya.

     Selain puasa di siang harinya, kita di sunahkan mengisi ibadah pada malam hari yaitu dengan melaksanakan shalat tarawih.

      Didalam kitab duratun Nashihin disubtkan bahwa Saidina Ali ra, berkata: Nabi ditanya mengenai fadlilah sholat tarawih dalam bulan Ramadhan, lalu beliau saw menjawab : Orang mukmin diampuni dosanya, bersih seperti bayi lahir dari kandungan ibunya, di awal malam Ramadhan. Lalu pada malam kedua, ia diampuni dosanya dan kedua orang tua (bapak-ibu) nya yang mukmin. Malam ketiga, malaikat memanggil dari bawah ‘Arasy berseru, segeralah kamu beramal, Allah mengampuni dosa-dosamu terdahulu. Pada malam keempat, diberi pahala sebanyak pahala membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur’an. Pada malam ke lima, diberi pahala sebanyak pahala  sholat di masjid Haram, masjid Nabawi dan masjid Aqsho. Pada malam keenam, diberi pahala sebanyak pahala thawaf di Baitul Makmur, setiap batu-batuan dan tanah liat beristigfar untuknya. Pada malam ketujuh, seolah-olah bertemu Nabi Musa berjuang bersama melawan Fir’aun dan Hamam. Pada malam kedelapan, diberi segala yang diterima Nabi Ibrahim. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadah yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad saw. Pada malam kesepuluh, Allah memberinya kebaikan dunia dan akhirat. Pada malam kesebelas, ia bakal meninggal dunia bersih dari segala dosa seperti baru lahir dari kandungan ibunya. Pada malam keduabelas, kelak wajahnya bercahaya seperti bulan purnama di hari kiamat. Pada malam ketiga belas, kelak di hari kiamat aman dari segala kejahatan. Pada malam keempat belas, dibebaskan dari hisab, para malaikat memberi kesaksian atas ibadah sholat tarawihnya. Pada malam kelima belas, bersholawat-lah kepadanya segenap malaikat penanggung ‘Arasy dan Kursi. Pada malam keenam belas, dibebaskan dari siksa neraka dan bebas pula masuk surga. Pada malam ke tujuh belas, diberi pahala seperti yang diterima para Nabi. Pada malam kedelapan belas, malaikat memanggilnya, ya hamba Allah engkau dan kedua bapak-ibumu telah diridloi oleh Allah swt. Pada malam kesem-bilan belas, derajat ditinggikan di surga Firdaus. Pada malam kedua puluh, diberi pahala syuhadak dan sholihin. Pada malam dua puluh satu, dibangunkan sebuah gedung nur di surga. Pada malam kedua puluh dua, kelak di hari kiamat aman dari bencana yang menyedihkan dan menggelisah-kan. Pada malam kedua puluh tiga, dibangunkan sebuah kota di surga. Pada malam kedua puluh empat, do’a yang dipanjatkan sebanyak 24 do’a dikabulkan. Pada malam kedua puluh lima, dibebaskan dari siksa kubur. Pada malam kedua puluh enam, pahala baginya ditingkatkan selama 40 tahun. Pada malam kedua puluh tujuh, melintasi shirat bagai kilat menyambar. Pada malam kedua puluh delapan, ditinggikan dera-jatnya 1000 tingkat di surga. Pada malam kedua puluh sembilan, diberi pahala sebanyak 1000 haji mabrur. Pada malam ke tiga puluh, diseru oleh Allah dengan firmanNya, ya hambaKu silakan makan buah-buahan surga, silakan mandi air salsabil dan minumlah dari telaga kautsar, Akulah Tuhanmu dan kamu adalah hambaKu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar