Kamis, 06 Agustus 2015

KEHANCURAN NEGERI MAKIN DEKAT 1





      Semua kehidupan di dunia ini pasti akan ada akhirnya. Karena dunia itu bersifat fana dan sementara. Semua pasti akan musnah, semuanya pasti akan berakhir. Hanya kehidupan akhirat yang akan kekal dan abadi. Begitu pula negara. Sekuat apapun negara itu, sepandai-pandainya seorang pemimpin dalam sebuah negara, pasti suatu saat negara itu akan berakhir, kemudian diganti dengan kaum-kaum berikutnya dan negara-negara 
 “Itu adalah sebahagian dari berita-berita negeri (yang telah dibina-sakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah.” (Q.S Huud: 100).
     Berikut ini beberapa tanda dekatnya keruntuhan atau kehancuran sebuah negara dari ayat-ayat Al Quran untuk kita jadikan telaah dan renungan. Seberapa cocokah peristiwa-peristiwa yang diceritakan Al Quran ini dengan sederetan peristiwa yang menimpa bangsa kita ini:
1. Penguasa Yang Dhalim
      Sudah menjadi sunnatullah bahwa dalam suatu negeri senantiasa ada penguasa-penguasa jahat yang suka membikin makar. “Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memper-dayakan melainkan diri-nya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya.” (Q.S. Al-An’aam: 123).
      Dengan jabatan yang disan-dangnya, para penguasa itu membuat aturan-aturan yang menguntungkan diri dan keluarga-nya, walaupun kadang-kadang harus mengorbankan rakyat. Aturan monopoli, proteksi, tata-niaga dipakai sebagai alasan untuk menyedot keuntunan pribadi sebesar-besarnya. 
 Sedangkan untuk merea-lisasikan keinginannya, tidak segan-segan para penguasa jahat itu mela-kukan penggusuran, pembu-nuhan, pemberangusan dengan bungkus demi pembangunan dan kebaikan nasional. “…mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anakmu yang perempuan…” (Q.S. Al-Baqarah: 49).
   Untuk mengamankan posi-sinya, penguasa jahat itu membentuk tentara yang tangguh serta benteng-benteng yang kokoh “dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri.” (Q.S. Al-Fajr: 10-12).
      Bila terdapat penguasa dzalim yang menindas rakyat dan terjadi pemusatan kekuasaan yang menyengsarakan wilayah regio-nal, maka saat itulah dekatnya negeri itu dengan hukuman dari Allah swt. “…maka Allah menda-tangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka, mereka me-musnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman…” (Q.S. Al-Hasyr:2).
“Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya….” (Q.S. Al A’raf: 136-137)
2. Orang Kaya yang Durhaka
    Bila orang-orang kaya dalam sebuah negeri mulai mengingkari ayat-ayat Allah, maka sesung-guhnya negeri itu mulai memasuki usia tua. Orang-orang kayanya hanya membanggakan banyaknya harta yang ditumpuk serta keturunan-keturunannya. Tidak sedikitpun mereka memikirkan nasib orang-orang miskin yang menderita di sekelilingnya.
      Mereka berkata: “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab.” (Q.S. Saba: 35).
      Peringatan dari para ulama yang bersih dan ikhlas, bagi orang-orang kaya ini malah menjadi gangguan yang harus dising-kirkan “Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melain-kan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.” (Q.S. Saba: 34).
     Kalaupun mereka mengeluarkan harta untuk kerja sosial, maka harta itu diperoleh dari memeras harta rakyat juga. Bahkan peristiwa pemberian sumbangan yang dilakukannya harus di-publikasikan ke seluruh penjuru negeri. Padahal jumlah harta yang dia berikan kepada orang-orang miskin bisa jadi tidak ada setengah persen dari keseluruhan hartanya. Bila orang-orang kaya dalam sebuah negeri sudah melakukan kedurhakaan semacam itu, maka balasan dari Allah akan turun kepada negeri itu.
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Q.S Al-Israa: 16).
“Dan berapa banyaknya (pen-duduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupan-nya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada ia diami (lagi) sesudah mereka; kecuali sebahagian kecil…” (Q.S. Al-Qashash: 58).
3. Mengusir Orang-Orang Salih
    Keberadaan orang-orang shalih di sekitar penguasa atau masya-rakat yang jahil dirasakan seperti duri yang menusuk daging tubuhnya. Sehingga penguasa atau masyarakat jahil itu merasa gerah dan marah, kemudian berupaya keras mengeluarkan duri itu dari dalam tubuhnya.
“Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-Rasul mereka, Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami…” (Q.S. Ibrahim: 13).

    Bila penguasa atau masyarakat sudah berani mengusir orang-orang shalih atau mengisolasi mereka, maka sesungguhnya negeri itu sangat dekat dengan datangnya kehancuran.“….Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, Kami pasti akan mem-binasakan orang-orang dzalim itu, dan Kami pasti akan menem-patkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka…” (Q.S. Ibrahim: 13-14).
“Dan betapa banyaknya negeri-negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengu-sirmu itu. Kami telah mem-binasakan mereka; maka tidak ada seorang penolong pun bagi mereka.” (Q.S. Muhammad: 13).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar