Senin, 24 Agustus 2015

Cara Membaca Amin yang Benar




Berkenaan dengan bacaan lafadz "amin" ini, ada beberapa ulama yang telah membagasnya, antara lain :

1. Imam Asy-Syaukani berkata :

قَوْلُهُ (آمِيْنَ) هُوَ بِالْمَدِّ وَاتَّخْفِيْفِ فِى جَمِيْعِ الرِّوَايَاتِ وَعَنْ جَمِيْعِ اْلقُرَّاءِ. وَالثَّانِيَةُ : اَلتَّشْدِيْدُ مَعَ الْمَدِّ. وَالثَّالِثَةُ : اَلتَّشْدِيْدُ مَعَ اْلقَصْرِ وَخَطَأَهُمَا جَمَاعَةٌ مِنْ أَئِمَّةِ اللُّغَةِ
Sabda Nabi saw, aamiin itu dibaca panjang hamzah nya dan tidak bersyiddah mim nya dalam semua riwayat dan dari semua ahli baca Al-Qur'an. Yang kedua, bersyiddah mim nya serta dibaca panjang hamzahnya. Dan yang ketiga bersyiddah mim nya serta dibaca pendek hamzah nya,namun segolongan dari para ulama ahli bahasa Arab telah menganggap salah kepada keduanya itu (Kitab Nailul Authar, Juz II, halaman 245)

2. Imam Nawawi mengatakan :

وَأَمَّا لُغَاتُهُ فَفِى آمِيْنَ لُغَتَانِ مَشْهُوْرَتَانِ (أَفْصَحُهُمَا) وَأَشْهَرُهُمَا وَأَجْوَدُهُمَا عِنْدَ اْلعُلَمَاءِ آمِيْنَ بِالْمَدِّ بِتَخْفِيْفِ الْمِيْمِ وَبِهِ جَاءَتْ رِوَايَاتُ الْحَدِيْثِ (وَالثَّانِيَةُ) اَمِيْنَ بِالْقَصْرِ وَبِتَخْفِيْفِ الْمِيْمِ. وَحَكَى اْلوَاحِدِىُّ لُغَةً ثَالِثَةً آمِيْنَ بِالْمَدِّ وَاْلإِمَالَةِ مُخَفَّفَةِ الْمِيْمِ، وَحَكَى اْلوَاحِدِىُّ آمِّيْنَ بِالْمَدِّ أَيْضًا وَتَشْدِيْدِ الْمِيْمِ، وَنَصَّ اَصْحَابُنَا فِي كُتُبِ الْمَذْهَبِ عَلَى أَنَّهَا خَطَأٌ. قَالَ اْلقَاضِى حُسَيْنٌ فِي تَعْلِيْقِهِ لَا يَجُوْزُ تَشْدِيْدُ الْمِيْمِ
Adapun berkenaan dengan bacan-bacaanya,maka dalam lafadz "amin" itu ada dua macam yang telah masygur. Yang paling fasih dan paling terkenanl serta paling baik dari keduanya menurut pendapat para ulama, bahwa lafadz amin itu dibaca dengan panjang hamzagnya dan tidak bersyiddah mimnya, dengan demikian telah datang riwayat-riwayat hadits. Bacaan yang kedua, dibaca pendek hamzahnya dan tidak bersyiddah mimnya, Imam Al-Wahidi telah menyebutkan yang ketiga,yaitu dibaca panjang gamzagnya dengan imalah dan tidak bersyiddah mimnya. Imam Al-Wagidi juga telah menyebutkan bacaan yang keempat,yaitu dengan membaca panjang hamzahnya dan mensyiddahnya. Namun sahabat-sahabat kami (dari madzhab Syafi'i) menegaskan dalam kitab-kitab madzhab bahwasanya bacaan yang demikian itu adalah keliru.Al-Qodhi Husain dalam kitabnya At-Ta'liq telah berkata : Tidak boleh mensyiddahkan mim dalam lafadz amin. (Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, juz III, halaman 370)

            Dari uraian di atas,dapat diketahui bahwa lafadz amin itu terdapat lima macam bacaan :

1. آمِيْنَ    Yaitu dengan membaca panjang hamzahnya dan tidak mensyiddahkan mimnya, serta mimnya dibaca panjang.

2. اَمِيْنَ    Yaitu dengan membaca pendek hamzahnya dan tidak mensyiddahkan mimnya, serta mimnya dibaca panjang.

3. آمِيْنَ    Yaitu dengan membaca panjang hamzahnya dan membacanya dengan "imalah" (membaca hamzahnya antara harokat fat-hah dan kasroh) dan tidak mensyiddahkan mimnya, serta mimnya dibaca panjang.

4. اَمِّيْنَ    Yaitu dengan membaca pendek hamzahnya dan mensyiddahkan mimnya, serta mimnya dibaca panjang.

5. آمِّيْنَ    Yaitu dengan membaca panjang hamzahnya dan mensyiddahkan mimnya, serta mimnya dibaca panjang.

            Dengan demikian,apabila di kalangan masyarakat ada yang membaca lafadz amin dengan  اَمِنْ  yaitu dengan membaca pendek hamzahnya dan tidak mensyiddahkan mimnya, serta mimnya dibaca pendek, yang demikian itu tidak ada dasar dan sumbernya sama sekali.

            Dari kelima bacaan lafadz amin tersebut, yang dipandang tidak benar atau keliru oleh para ulama ahli bahasa Arab adalah bacaan yang keempat dan yang kelima. Bahkan terhadap bacaan yang kelima ini ada segolongan ulama dari madzhab Syafi'i yang menfatwakan batal shalat seseorang yang membaca amin demikian.

            Adapun bacaan yang benar adalah bacaan amin yang pertama, kedua dan ketiga, namun di antara ketiganya itu yang dipandang paling fasih, dan paling terkenal serta paling baik adalah bacaan amin yang pertama.

            Bacaan amin yang pertama itu dikatakan atau dinilai demikian karena padanya terdapat dua hal :

1. Sesuai dengan bacaan semua ahli qiraat, seperti Imam Nafi' , Imam Ibnu Katsir, Imam Abu 'Amar, Imam Ibnu 'Amir, Imam 'Ashim, Imam Hamzah, dan Imam Ali Al-Kasa'i

2.  Sesuai dengan riwayat-riwayat hadits Nabi saw.

            Jadi kesimpulannya untuk membaca lafadz amin yang paling baik dan paling bemnar adalah dengan membaca lafadz :    آمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar